Penerima transplant ginjal yang tidak pernah terpapar EBV dapat menghadapi risiko kanker PTLD setelah menerima organ dari donor yang terinfeksi virus ini. Hingga 5% dari transplantasi ginjal bisa berakibat PTLD, yang jauh lebih banyak dari estimasi sebelumnya. Penelitian ini menyoroti perlunya pemantauan EBV yang lebih baik dan penyesuaian dalam terapi imunosupresif.
Penerima transplantasi ginjal yang belum pernah terpapar virus Epstein-Barr (EBV) berisiko mengembangkan kanker agresif langka yang dikenal sebagai post-transplant lymphoproliferative disorder (PTLD), jika menerima ginjal dari donor yang terinfeksi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebanya satu dari lima penerima transplantasi ini mengalami PTLD dalam tiga tahun setelah transplantasi. Pihak rumah sakit menyarankan penyesuaian dalam pemantauan pasien dan terapi imunosupresif untuk mengurangi risiko tersebut.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa risiko PTLD pada penerima transplantasi ginjal mungkin jauh lebih tinggi dari yang diharapkan sebelumnya. Perlunya pemantauan yang lebih baik terhadap infeksi EBV dan penyesuaian dalam terapi imunosupresif ditujukan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Penelitian lebih lanjut sangat penting untuk melindungi populasi penerima transplantasi ini.
Sumber Asli: www.usnews.com