Tes darah baru yang dikembangkan dapat mendeteksi kanker pankreas dalam 45 menit, membantu diagnosis sebelum gejala muncul. Tes ini lebih akurat dan biaya rendah, dapat meningkatkan survival rate pasien terdiagnosis kanker pankreas.
Peneliti telah mengembangkan tes darah yang mampu mendeteksi tanda-tanda awal kanker pankreas dalam waktu hanya 45 menit. Tes inovatif ini terbukti efektif dalam mendiagnosis kanker pankreas sebelum gejala muncul pada pasien. Dengan biaya kurang dari satu penny per pasien, tes ini berpotensi meningkatkan tingkat kelangsungan hidup untuk penyakit yang menginfeksi lebih dari 10.000 orang di Inggris setiap tahun.
Kanker pankreas sering terdiagnosis pada tahap lanjut ketika pengobatan terbatas. Hal ini terjadi karena pasien bisa jadi tidak memiliki gejala atau gejalanya mirip dengan kondisi lain. Gejala umum meliputi mual, diare, nyeri perut bagian atas, serta jaundice (kulit dan bagian putih mata menjadi kuning). Sebanyak 9.500 orang meninggal karena kanker pankreas setiap tahun di Inggris.
Tes darah yang ada saat ini, seperti tes penanda tumor CA 19-9, sering kali tidak cukup akurat untuk mendeteksi kanker pada tahap awal. Tes baru yang disebut PAC-MANN (Protease-Activated Magnetic Nanosensor) mencari protein spesifik dalam darah pasien kanker pankreas tahap awal.
Studi di AS menunjukkan bahwa PAC-MANN memiliki akurasi 85 persen ketika digunakan bersamaan dengan tes yang sudah ada. Tes ini juga dapat melacak efektivitas pengobatan dengan menganalisis perubahan jumlah protein yang terdeteksi.
“Masalah dengan kanker pankreas adalah kita sering mengetahui terlalu terlambat. Tujuan kami dengan PAC-MANN adalah memberikan alat bagi dokter untuk mendeteksi penyakit jauh lebih awal,” kata Dr. Jared Fischer, ahli kanker di Oregon Health And Science University.
Pengembangan tes PAC-MANN untuk deteksi awal kanker pankreas memberikan harapan baru dalam diagnosis dan perawatan. Dengan waktu deteksi yang cepat dan biaya rendah, tes ini berpotensi meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien. Dengan menangkap penyakit lebih awal, lebih banyak pilihan pengobatan tersedia, meningkatkan peluang pasien untuk bertahan.
Sumber Asli: www.dailymail.co.uk