Peneliti dari Universitas Alberta menemukan gen ZIC2 sebagai target pengobatan baru untuk kanker ovarium. Gen ini terkait dengan kelangsungan hidup yang buruk dan dapat dinonaktifkan untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker. Temuan ini memberikan harapan untuk pengembangan terapi yang lebih efektif.
Tim peneliti dari Universitas Alberta telah menemukan target pengobatan baru potensial untuk kanker ovarium dengan mengeksplorasi ekspresi gen ZIC2. Penelitian ini menunjukkan bahwa ZIC2 terkait dengan tingkat kelangsungan hidup yang buruk pada pasien kanker ovarium dan mencari cara untuk menonaktifkan gen tersebut. Sekitar 25% kasus kanker ovarium menunjukkan peningkatan kadar protein ZIC2 dalam sel kanker.
ZIC2 biasanya terlibat dalam perkembangan otak manusia di tahap embrio, tetapi tidak aktif pada orang dewasa, kecuali di otak dan testis. Peneliti tidak memahami mengapa gen ini teraktivasi kembali dalam kanker ovarium. Menurut YangXin Fu, saat ini tidak ada pengobatan efektif untuk kanker ovarium, yang sering didiagnosis pada tahap lanjut, meningkatkan kebutuhan akan penemuan terapi baru.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan sel-sel kanker ovarium dari manusia untuk mengidentifikasi yang mengekspresikan ZIC2 tinggi. Menggunakan teknologi CRISPR, peneliti menonaktifkan ZIC2, dan hasilnya menunjukkan bahwa sel kanker dengan ZIC2 yang di-inactivate tumbuh lebih lambat dan membentuk koloni yang lebih kecil. Uji coba juga dilakukan pada tikus, menunjukkan efek serupa dalam memperlambat perkembangan tumor.
Fu menjelaskan bahwa dalamaktivasi ZIC2 membuat sel kanker menjadi kurang agresif dan menghasilkan tumor yang lebih kecil. ZIC2 adalah faktor transkripsi, yang berfungsi mengatur ekspresi gen lain. Meskipun masih jauh menuju uji coba klinis pada manusia, temuan ini memberikan harapan untuk pengobatan kanker ovarium yang lebih efektif.
Penelitian ini menyoroti potensi gen ZIC2 sebagai target pengobatan baru untuk kanker ovarium, mengingat hubungan negatifnya dengan kelangsungan hidup pasien. Penonaktifan ZIC2 dapat memperlambat agresivitas kanker, memberikan rute baru dalam pencarian terapi yang lebih efektif di masa depan.
Sumber Asli: www.ualberta.ca