Penelitian baru menunjukkan bahwa obat kanker sotorasib bisa digunakan untuk menandai tumor KRAS, memungkinkan penggunaan antibodi radioaktif untuk mengatasi kanker lebih efektif. Pendekatan ini dapat menghasilkan dosis radiasi yang lebih aman dan meminimalkan resistensi tumor, menjadikannya langkah maju dalam terapi kanker.
Penelitian pengobatan kanker yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk meningkatkan terapi radiasi. Sejak awal abad ke-21, penelitian kanker telah berkembang menjadi lebih tepat dan lebih ramah terhadap sel non-kanker, menawarkan lebih banyak pilihan dan meningkatkan angka kelangsungan hidup. Dulu, pasien sering menderita efek samping berat akibat kemoterapi dan radiasi, namun kini opsi yang lebih baik tersedia.
Pada tahun 2013, peneliti UC San Francisco, Kevan Shokat, mencoba mengatasi masalah pengobatan terhadap protein KRAS yang berkontribusi besar pada pertumbuhan tumor. Shokat berhasil mengembangkan obat yang menargetkan versi bermutasi dari KRAS, yang terdapat pada hampir sepertiga semua kanker, terutama di paru-paru, pankreas, dan usus besar. Meskipun penemuan ini belum sepenuhnya menghancurkan KRAS, ada keyakinan bahwa obat ini bisa berfungsi sebagai penanda permanen bagi sel kanker.
“Kami mencurigai bahwa obat KRAS dapat berfungsi sebagai penanda permanen untuk sel kanker,” kata Charly Craik, PhD dari UCSF. Bersama timnya, Craik telah menggunakan obat sotorasib yang sudah disetujui FDA untuk menandai tumor ber-KRAS dan menggunakan antibodi radioaktif untuk mengikatnya. Sotorasib berfungsi sebagai titik panduan dalam proses ini.
“Ini adalah kombinasi yang ampuh,” tambah Craik. “Kami bisa membunuh tumor sebelum mereka mengembangkan resistensi. Keuntungan besar dari pendekatan ini adalah dosis radiasi yang sangat aman dapat dihitung, dan jauh lebih minim dibandingkan radiasi sinar luar.”
Dengan potensi variasi individual pada sistem tubuh, pengembangan antibodi yang dapat merespons karakteristik ini menjadi langkah penting sebelum intervensi ini dapat diterapkan secara klinis. Obat sotorasib sudah memiliki persetujuan FDA, dan radioaktivitas antibody berasal dari isotop zirconium-89 yang digunakan dalam teknologi pencitraan medis seperti PET scan.
Penelitian ini menunjukkan potensi besar penggunaan obat kanker yang sudah ada untuk meningkatkan efektivitas terapi radiasi. Menggunakan sotorasib untuk menandai sel kanker dapat memperkuat dan meningkatkan pengobatan tanpa risiko besar bagi pasien. Ini menandakan kemajuan signifikan dalam cara kita mendekati pengobatan kanker.
Sumber Asli: www.goodnewsnetwork.org