Kanker saluran empedu langka namun memiliki angka kematian tinggi. Penelitian telah mengidentifikasi faktor risiko dan menunjukkan kemajuan dalam pengobatan melalui terapi baru, termasuk pemigatinib dan pembrolizumab. Selain itu, penemuan target terapeutik baru berpotensi meningkatkan hasil perawatan bagi pasien.
Saluran empedu, yang memproduksi dan menyimpan empedu, penting dalam proses pencernaan. Kanker yang menyerang organ ini sangat langka namun memiliki tingkat kematian yang tinggi. Penelitian terus berlanjut mengenai kanker saluran empedu, termasuk kanker kantong empedu dan kanker saluran empedu intra dan ekstrahepatik, guna memahami dampak, perkembangan, serta pengobatan yang efektif.
Antara 2013 dan 2017, kanker saluran empedu dalam hati memiliki angka kejadian tertinggi (1,49 per 100.000 individu), diikuti oleh kanker kantong empedu (1,11 per 100.000) dan kanker saluran empedu luar hati (0,96 per 100.000). Angka insidensi dan mortalitas meningkat seiring bertambahnya usia dan paling umum terjadi pada pria serta individu yang berasal dari kelompok etnis Hispanic dan Indian/Alaska Native. Penelitian menunjukkan bahwa insidensi kanker kantong empedu meningkat di kalangan individu kulit hitam non-Hispanik.
Faktor gaya hidup, seperti obesitas dan paparan arsenik dalam air minum, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker kantong empedu. Selain itu, faktor risiko lain meliputi batu empedu, polip kandung empedu, dan berbagai infeksi parasit atau bakteri.
FDA telah menyetujui beberapa terapi baru untuk kanker saluran empedu, termasuk terapi yang ditargetkan seperti pemigatinib, ivosidenib, dan futibatinib, serta imunoterapi durvalumab. Pemigatinib dan futibatinib menghambat gen FGFR2 yang bermutasi ada pada sekitar 10-20% kasus kanker saluran empedu. Ivosidenib berfungsi menghambat IDH1 yang bermutasi, meningkatkan aktivitas antitumor dengan menarik sel imun.
Pembrolizumab, imunoterapi yang disetujui untuk segala jenis kanker dengan defisiensi perbaikan ketidakcocokan, juga menjadi pilihan bagi sebagian pasien. Terapi yang sesuai dengan mutasi spesifik pasien telah menunjukkan hasil yang lebih baik. Penelitian baru menunjukkan karakteristik genetik dan biomarker yang dapat digunakan untuk diagnosis dan prognosis, termasuk varian genetik yang dapat dilihat secara klinis.
Banyak penelitian terus dilakukan untuk menemukan target terapeutik baru, dengan analisis menyeluruh terhadap genom dan profil imun kanker saluran empedu. Penemuan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil bagi pasien yang mengalami kanker saluran empedu, yang dikenal dengan prognosis yang buruk.
Penelitian terus berlanjut untuk memahami dan mengobati kanker saluran empedu yang agresif. Kombinasi terapi baru dan pendekatan individual mempertontonkan harapan bagi pasien. Mengatasi faktor risiko, serta menemukan target terapeutik baru, adalah kunci untuk meningkatkan hasil perawatan bagi penderita kanker ini.
Sumber Asli: www.aacr.org