Penelitian menunjukkan penggunaan AI dalam tes darah dapat mendeteksi kanker ovarium lebih akurat. Kombinasi analisis DNA bebas dan dua biomarker protein, CA-125 serta HE4, memberikan hasil yang lebih baik dengan hampir tanpa hasil positif palsu. Metode ini diharapkan dapat menjadi cara baru untuk skrining kanker ovarium secara luas.
Sebuah penelitian oleh Johns Hopkins Kimmel Cancer Center bersama dengan berbagai institusi di AS dan Eropa menunjukkan bahwa tes darah yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mendeteksi tanda-tanda awal kanker ovarium. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Discovery ini memanfaatkan analisis DNA bebas dan dua biomarker protein untuk mengidentifikasi kanker. Kombinasi teknik ini dapat meningkatkan akurasi deteksi dibandingkan dengan penggunaan biomarker secara terpisah.
Dua biomarker yang digunakan, yaitu CA-125 dan HE4, sebelumnya dikenal sebagai penanda kanker ovarium namun kurang efektif jika digunakan sendiri. Penggunaan metode AI untuk menganalisis pola DNA dalam darah meningkatkan kualitas skrining dan memperjelas perbedaan antara tumor kanker dan pertumbuhan jinak. Teknik ini dapat menjadi cara yang terjangkau dan mudah diakses untuk skrining kanker ovarium secara luas.
Studi ini menunjukkan bahwa kombinasi analisis DNA bebas dan biomarker protein menggunakan AI dapat secara signifikan meningkatkan deteksi awal kanker ovarium. Dengan keberhasilan dalam mendeteksi kanker di berbagai tahap, metode ini berpotensi mengubah cara skrining untuk kanker ovarium, serta mengurangi kebutuhan prosedur bedah yang tidak perlu bagi wanita dengan pertumbuhan jinak.
Sumber Asli: www.hopkinsmedicine.org