Memahami Kanker Saluran Empedu dan Standar Perawatan Terkini

Kanker saluran empedu mencakup berbagai jenis yang tidak dapat dioperasi. Pengobatan standar mencakup kemoterapi dan imunoterapi. Penelitian terkini menunjukkan kombinasi tertentu tidak meningkatkan kelangsungan hidup. Penilaian genomik pada diagnosis sangat penting untuk strategi pengobatan.

Kanker saluran empedu, juga dikenal sebagai kolangiokarsinoma, melibatkan berbagai jenis kanker yang terjadi di dalam atau di luar hati, serta kanker kantong empedu. Pada kanker saluran empedu yang baru didiagnosis, standar perawatan saat ini melibatkan kemoterapi bersamaan dengan imunoterapi, menggunakan agen seperti Imfinzi (durvalumab) atau Keytruda (pembrolizumab), menurut Dr. Rachna Schroff dari University of Arizona Cancer Center.

Sebuah penelitian baru-baru ini yang dipimpin oleh Dr. Schroff menunjukkan bahwa penambahan nab-paclitaxel pada regimen gemcitabine dan cisplatin tidak meningkatkan kelangsungan hidup total pada pasien dengan kanker saluran empedu lanjut. Riset yang sedang berlangsung bertujuan untuk memperbaiki regimen perawatan ini dengan menambahkan agen imunoterapi atau pendekatan terapeutik baru sambil meminimalkan toksisitas tambahan.

Penanganan kanker saluran empedu saat ini termasuk kombinasi kemoterapi dan imunoterapi, meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa kombinasi tidak meningkatkan kelangsungan hidup. Pentingnya penilaian genomik pada diagnosis untuk menentukan mutasi yang dapat diobati sekaligus memahami mekanisme resistensi mendominasi penelitian ketahanan di masa mendatang.

Sumber Asli: www.curetoday.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *