Penelitian terbaru menunjukkan bahwa asam ferulic, senyawa alami dalam makanan nabati, memiliki potensi untuk menghambat kanker kolorektal. Penelitian ini mengeksplorasi dampaknya pada tiga tipe sel kanker kolorektal dan menemukan bahwa asam ferulic mengurangi viabilitas sel serta menginduksi apoptosis. Hasil ini menunjukkan manfaat potensial dari asam ferulic dalam diet sebagai langkah pencegahan kanker.
Kanker kolorektal menjadi salah satu penyebab utama kematian terkait kanker di seluruh dunia, dengan kebiasaan diet yang buruk sebagai faktor risiko utama. Asam ferulic, senyawa fenolik yang terdapat dalam banyak makanan nabati, menunjukkan potensi anti-kanker dengan menghambat proliferasi sel dan mempromosikan apoptosis. Meskipun memiliki efek menjanjikan, dampak asam ferulic pada sel kanker kolorektal di berbagai tahap progresif Duke masih jarang dieksplorasi. Oleh karena itu, memahami mekanisme kerja asam ferulic pada sel kanker sangat penting.
Penelitian ini, yang diterbitkan pada 26 November 2024 dalam jurnal Food & Medicine Homology, melibatkan peneliti dari Wuhan Polytechnic University dan Kansas State University. Mereka mengeksplorasi efek asam ferulic terhadap sel kanker kolorektal dalam tiga garis sel manusia—SW-480, Caco-2, dan HCT-116—dari segi penghambatan proliferasi, migrasi, dan induksi apoptosis, termasuk jalur sinyal yang mungkin terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam ferulic secara signifikan mengurangi viabilitas sel ketiga jenis sel tersebut secara tergantung dosis, dengan sel HCT-116 paling sensitif. Assay pembentukan koloni mengonfirmasi bahwa asam ferulic berhasil menekan pertumbuhan sel. Dalam analisis migrasi, termasuk uji penyembuhan luka dan transwell, asam ferulic mengurangi pergerakan sel, mengindikasikan potensi untuk membatasi penyebaran metastasis.
Secara mekanis, asam ferulic menyebabkan penahanan siklus sel: pada sel SW-480 dan Caco-2, ia menghentikan progresi di fase S melalui jalur ATR/Chk1, sedangkan pada sel HCT-116, ia menyebabkan penahanan di fase G1 melalui jalur ATM/Chk2. Ini disertai dengan penurunan protein siklus sel kunci seperti CDK2, Cyclin A2, CDK4/6, dan kompleks Cyclin D1/E1. Asam ferulic juga meningkatkan protein penekan tumor p53 dan p21, yang vital dalam memicu apoptosis.
Dr. Xi Chen, salah satu penulis studi, menggarisbawahi pentingnya temuan ini dengan menyatakan, “Penelitian kami memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana asam ferulic menargetkan sel kanker kolorektal di berbagai tahap progresif sesuai sistem Duke. Pengetahuan ini sangat penting untuk mengembangkan strategi diet yang efektif guna mencegah kanker kolorektal.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memasukkan makanan kaya asam ferulic dalam diet bisa menjadi strategi menjanjikan untuk pencegahan kanker kolorektal. Pendekatan ini sejalan dengan konsep homologis makanan dan obat, menekankan peran senyawa alami dalam melawan kanker. Ke depan, uji klinis akan diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan mengeksplorasi lebih lanjut potensi terapeutik asam ferulic dalam pengobatan kanker kolorektal.
Studi ini menunjukkan bahwa asam ferulic memiliki potensi sebagai agen pencegah kanker kolorektal dengan menghambat proliferasi sel, mengurangi migrasi, dan memicu apoptosis. Memasukkan asam ferulic dalam diet dapat menjadi langkah strategis untuk pencegahan kanker. Penelitian lebih lanjut dan uji klinis diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan mengeksplorasi potensi terapeutiknya.
Sumber Asli: www.news-medical.net