Ablasi dengan panduan gambar bisa menjadi alternatif efektif untuk operasi pada kanker payudara, menawarkan metode cepat dan kurang invasif. Cryoablation dan thermoablation menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi tanpa efek samping signifikan. Pendekatan ini juga mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan pengobatan yang dipersonalisasi.
Teknik ablasi dengan panduan gambar bisa menjadi alternatif yang cocok untuk operasi pada pasien kanker payudara, menurut presentasi Leo Razakamanantsoa, MD, dari Sorbonne Université, Paris, pada ECR 2025. Beliau membahas manfaat penggunaan cryoablation dan thermoablation terhadap hasil pasien dan keberlanjutan. “Strategi pengobatan yang dipersonalisasi sangat penting, mengintegrasikan keputusan bedah, radioterapi, dan terapi hormonal berdasarkan karakteristik tumor dan pasien,” kata Razakamanantsoa.
Ablasi semakin populer sebagai metode yang lebih cepat, kurang menyakitkan, dan tidak memakan waktu lama untuk berbagai jenis kanker. Penelitian sebelumnya menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi pada kanker payudara, bahkan untuk tumor besar. Studi ICE3 yang diterbitkan tahun 2024 menunjukkan bahwa cryoablation dengan terapi endokrin mencapai 96,3% pasien bebas dari kekambuhan lokal tanpa efek samping signifikan atau perubahan pada bentuk payudara.
Dua jenis ablasi adalah thermoablation, di mana kanker “dimasak” dengan panas menggunakan energi radiofrekuensi atau microwave, dan cryoablation, di mana kanker dibunuh dengan suhu ekstrem dingin. Ultrasonografi menjadi modalitas pencitraan utama untuk panduan ablasi. Razakamanantsoa menyarankan beberapa langkah sebelum ablasi dilakukan:
1. Tinjauan pasien menyeluruh, yang meliputi riwayat medis dan hasil biopsi.
2. Pendekatan multidisiplin dengan diskusi tim tumor untuk validasi pengobatan.
3. Konsultasi kepada pasien tentang prosedur dan mendapatkan persetujuan.
4. Perencanaan teknis termasuk persiapan material dan penjadwalan.
5. Persyaratan praoperasi seperti evaluasi MRI dan akses IV.
Ablasi memiliki beberapa keuntungan, termasuk invasif minimal, pengurangan waktu inap, hasil estetika yang lebih baik, dan jejak karbon yang lebih rendah. Untuk keberlanjutan lingkungan, ablasi memerlukan sedikit anestesi, menggunakan lebih sedikit alat medis sekali pakai, dan dosis obat yang lebih rendah. “Umumnya, kita perlu strategi pengobatan yang dipersonalisasi dan penyempurnaan kemajuan teknologi untuk tetap menjadi bagian dari pengobatan,” tegas Razakamanantsoa.
Ablasi menawarkan pendekatan minimal invasif dalam pengobatan kanker payudara, dengan perhatian pada hasil estetika dan keberlanjutan lingkungan. Keberhasilan metode ini dalam mengobati kanker payudara, terutama dengan tumor besar, menunjukkan potensi yang signifikan. Penyempurnaan strategi pengobatan dan teknologi terus dibutuhkan untuk meningkatkan hasil bagi pasien.
Sumber Asli: www.auntminnieeurope.com