Australia dan Selandia Baru memiliki tingkat tertinggi diagnosis kanker payudara. Meski angka kematian menurun 2,1 persen per tahun, ketidaksetaraan dalam akses diagnosis dan perawatan perlu diperbaiki, terutama di negara dengan pendapatan rendah. Penelitian ini juga memperingatkan akan peningkatan kasus dan kematian kanker payudara di masa mendatang.
Australia dan Selandia Baru memiliki tingkat diagnosis kanker payudara tertinggi di dunia. Penelitian oleh Universitas Sydney dan Universitas Queensland menunjukkan bahwa satu dari tujuh wanita di Australia didiagnosis kanker payudara seumur hidup, dengan rata-rata 58 kasus baru setiap hari. Meskipun angka diagnosis tinggi, tingkat kematian akibat kanker payudara menurun sebanyak 2,1 persen setiap tahun. Penelitian ini juga mencatat bahwa Selandia Baru menunjukkan angka diagnosis yang signifikan, di mana kanker payudara adalah yang paling umum di kalangan wanita di negara tersebut.
Faktor-faktor seperti struktur populasi yang menua dan profil risiko dapat menjelaskan tingginya angka diagnosis di Australia dan Selandia Baru. Dr. Nehmat Houssami menyatakan bahwa ketidaktahuan wanita terhadap faktor risiko seperti konsumsi alkohol dan obesitas pasca-menopause perlu diatasi. Antara negara-negara lainnya, hanya Malta, Denmark, Belgia, Swiss, Lithuania, Belanda, dan Slovenia yang berada di jalur untuk memenuhi kira-kira 2,5 persen pengurangan kematian global menurut WHO.
Lebih jauh, penelitian menunjukkan disparitas dalam hasil kanker payudara antara negara maju dan yang kurang berkembang. Wanita di negara dengan pendapatan rendah memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker payudara dibandingkan dengan rekan mereka di negara dengan pendapatan tinggi. Proyeksi menunjukkan bahwa kasus baru kanker payudara dapat meningkat 38 persen, sementara kematian dapat meningkat 68 persen pada tahun 2050, yang berdampak lebih besar pada negara dengan indeks pembangunan manusia rendah.
Dr. Houssami menyebutkan perlunya akses ke diagnosis dan perawatan kanker payudara yang lebih baik di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah untuk mengatasi ketidaksetaraan ini. Temuan penelitian ini menegaskan perlunya tindakan segera dari pemerintah untuk meningkatkan akses ke layanan kanker bagi populasi yang kurang mampu. Penelitian ini dimuat dalam jurnal Nature Medicine dan telah melalui proses peninjauan sejawat.
Australia dan Selandia Baru mencatat tingkat diagnosis kanker payudara tertinggi, meskipun angka kematian menurun. Penelitian ini menunjukkan perlunya peningkatan layanan diagnosis dan perawatan di negara berkembang. Disparitas hasil pengobatan antara negara kaya dan miskin sangat mencolok, dengan wanita di negara berpenghasilan rendah menghadapi risiko lebih tinggi terhadap kematian akibat kanker payudara. Tindakan dan investasi dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
Sumber Asli: www.abc.net.au