Studi terbaru menunjukkan hubungan antara tato dan peningkatan risiko kanker, terutama limfoma, pada individu dengan tato besar. Penelitian ini menemukan bahwa partikel tinta mampu berpindah ke kelenjar getah bening, yang dapat menyebabkan peradangan dan pertumbuhan sel abnormal. Sekitar 40% wanita dan 30% pria di Denmark dikabarkan memiliki tato pada usia 25 tahun.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Clemmensen et al di BMC Public Health mengindikasikan ada hubungan antara tato dan risiko kanker yang lebih tinggi. Penelitian ini menemukan bahwa partikel tinta tato dapat berpindah ke kelenjar getah bening, yang berpotensi menyebabkan peradangan dan pertumbuhan sel abnormal, serta meningkatkan risiko kanker kulit dan limfoma, terutama pada individu dengan tato besar.
Tim penelitian menganalisis data dari lebih 5.900 pasangan kembar di Danish Twin Tattoo Cohort untuk melihat pola tato dan diagnosis kanker. Hasil menunjukkan bahwa orang dengan tato berukuran besar hampir tiga kali lebih berisiko mengalami limfoma dibandingkan mereka yang tidak memiliki tato. Penelitian ini juga mencatat bahwa sekitar 40% wanita dan 30% pria di Denmark memiliki tato pada usia 25 tahun.
Peneliti berencana untuk mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana partikel tinta dapat mempengaruhi fungsi kelenjar getah bening dan apakah jenis limfoma tertentu lebih terkait dengan tato. Guna memahami risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan, Dr. Clemmensen menekankan pentingnya meneliti apa yang terjadi di kelenjar getah bening saat terpapar partikel tinta selama bertahun-tahun.
Penelitian ini menunjukkan adanya potensi hubungan antara tato dan risiko kanker, terutama pada individu dengan tato besar. Riset lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak ink pada sistem kekebalan tubuh dan untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang mungkin saja ada. Hasil ini menyoroti pentingnya kesadaran tentang efek jangka panjang dari tato.
Sumber Asli: ascopost.com