Di Meksiko, karsinoma hepatoseluler (HCC) terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama, tetapi pria sering didiagnosis terlambat. Penelitian menemukan bahwa rata-rata usia diagnosis adalah 65,4 tahun. Diagnosa terlambat berkontribusi pada beban penyakit yang lebih tinggi, terutama di daerah pedesaan, dengan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pengobatan dan pencegahan berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan regional.
Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan jenis kanker hati yang paling umum, dengan frekuensi yang serupa pada pria dan wanita di Meksiko. Namun, pria cenderung didiagnosis pada tahap lebih lanjut menurut studi yang diterbitkan di jurnal Diseases. Studi ini menganalisis data klinis dan demografis dari catatan medis 697 pasien HCC di berbagai institusi di Meksiko antara 2015 dan 2022.
Rata-rata usia diagnosis adalah 65,4 tahun, dengan proporsi pasien yang berusia 75 tahun atau lebih mencapai 20%. Rasio pria terhadap wanita adalah 1,4:1, bervariasi dari 1:1 di beberapa wilayah hingga 2,1:1 di wilayah barat. Meskipun tingkat sirosis mirip antara kedua jenis kelamin, penyebabnya berbeda, di mana wanita lebih banyak mengalami sirosis tanpa penyebab yang jelas dan pria lebih banyak mengalami sirosis terkait alkohol.
Perbedaan regional dalam faktor risiko seperti infeksi hepatitis B dan C, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan paparan aflatoksin B1 mungkin menjelaskan perbedaan insiden HCC berdasarkan jenis kelamin. Di Meksiko, tingkat kematian karena HCC lebih seimbang antara pria dan wanita meskipun rata-rata global menunjukkan angka yang lebih tinggi untuk pria.
Riset mencatat tantangan dalam memperoleh data yang akurat, termasuk tidak adanya registri kanker nasional dan variasi dalam catatan klinis. “Akhirnya, kami menciptakan basis data multicentrum yang belum pernah ada sebelumnya di Meksiko,” ungkap penulis utama Javier Melchor Ruan, MD. Penelitian ini bertujuan memperbaiki pencegahan dan strategi pengobatan HCC.
Melchor Ruan juga mengungkapkan bahwa ada kolaborasi antara beberapa institusi dalam mempelajari epidemiologi HCC. “Penelitian ini memberikan wawasan menarik,” kata Carmen Palacios Reyes, PhD. Ia menyoroti perbedaan dalam proporsi kematian akibat penyakit hati antara pria dan wanita, yang lebih tinggi pada pria.
Melchor Ruan menekankan pentingnya mempertimbangkan akses kesehatan dan kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi prevalensi HCC. Pria cenderung lebih lambat dalam mencari perawatan medis, yang bisa menyebabkan diagnosis yang lebih tertunda. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi konsumsi alkohol dan kontrol terhadap sirosis di antara pria menjadi sangat penting.
Dia juga menekankan perlunya meningkatkan vaksinasi hepatitis B dan pengobatan hepatitis C, serta meningkatkan edukasi kesehatan untuk mencegah diagnosis terlambat. Palacios Reyes menambahkan pentingnya program deteksi penyakit hati yang lebih luas, terutama untuk MASLD dan penyebab kerusakan hati lainnya yang kurang dikenal.
Penting menjaga gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit metabolik melalui aktivitas fisik, menghindari makanan olahan, dan membatasi konsumsi alkohol. Melchor Ruan dan Palacios Reyes tidak memiliki hubungan finansial yang relevan dalam riset ini.
Kesimpulannya, penelitian tentang karsinoma hepatoseluler di Meksiko menunjukkan bahwa meskipun pria dan wanita memiliki insiden yang serupa, pria didiagnosis pada tahap yang lebih lanjut. Faktor risiko berbeda berdasarkan jenis kelamin, dengan penyebab alkohol lebih umum pada pria dan faktor metabolik lebih prevalen pada wanita. Penanganan yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan deteksi dini dan pencegahan HCC di negara ini.
Sumber Asli: www.medscape.com