Dr. Uday R. Popat menjelaskan alasan pemilihan itacitinib sebagai penghambat JAK dalam pencegahan GVHD. Studi fase 2 menguji itacitinib bersama siklofosfamid pasca transplantasi dan takrolimus, dengan fokus pada profil myelotoksisitas yang rendah. Itacitinib dianggap aman dan efektif, memenuhi kebutuhan dalam terapi transplantasi.
Dr. Uday R. Popat, profesor di MD Anderson Cancer Center, membahas pemilihan itacitinib (INCB039110) sebagai penghambat JAK untuk profilaksis penyakit graft-vs-host (GVHD) dalam studi fase 2. Dalam penelitian ini, itacitinib dievaluasi dalam kombinasi dengan siklofosfamid pasca transplantasi (PTCy) dan takrolimus untuk mencegah GVHD pada pasien yang menerima regimen busulfan.
Itacitinib dipilih dalam studi ini karena terbukti tidak menyebabkan supresi hematopoiesis atau myelosupresi pada model in vitro. Selama transplantasi, graft donor membutuhkan engraftment sel punca dan pemulihan jumlah sel darah, sehingga rendahnya myelotoksisitas sangat penting.
Dengan profil myelotoksisitas yang minimal, itacitinib dianggap memiliki potensi besar dalam meningkatkan keamanan dan efektivitas terapi pada transplantasi. Oleh karena itu, pemilihan itacitinib untuk studi ini didasarkan pada nilai terapinya yang signifikan.
Itacitinib dipilih untuk evaluasi dalam profilaksis GVHD karena kurangnya efek myelotoksisitas, penting untuk keberhasilan transplantasi. Studi fase 2 ini menunjukkan potensi itacitinib dalam kombinasi dengan terapi lain untuk menjaga pemulihan sel darah pasien pasca transplantasi. Uday R. Popat dan timnya berharap bahwa itacitinib dapat mengubah pendekatan pengobatan untuk mencegah GVHD secara efektif.
Sumber Asli: www.targetedonc.com