Studi mengenai KRAS G12C mengungkapkan banyak perubahan resistensi pada kanker pankreas dan kolorektal, menjelaskan efektivitas terbatas inhibitor G12C. Penting untuk melakukan pengurutan tumor untuk mendeteksi perubahan resistensi yang dapat mempengaruhi strategi pengobatan.
Sebuah studi mengenai lanskap genetik perubahan resistensi primer terhadap penargetan KRAS di kanker kolorektal dan pankreas menemukan bahwa perubahan resistensi banyak ditemukan pada kanker ini. Temuan ini dapat menjelaskan efektivitas terbatas dari monoterapi inhibitor KRAS G12C dan pentingnya sequencing tumor KRAS G12C untuk mengidentifikasi perubahan resistensi yang muncul. Penelitian ini dipublikasikan oleh Jazieh et al dalam Clinical Cancer Research.
Latar belakang menunjukkan bahwa mutasi KRAS G12C ada pada sekitar 3% pasien kanker kolorektal dan 1-2% pasien dengan kanker pankreas lanjutan. Inhibitor KRAS G12C seperti sotorasib dan adagrasib telah menunjukkan efikasi pada pasien yang memiliki mutasi ini, namun banyak yang mengalami resistensi meski tidak terpapar terapi yang diarahkan ke KRAS sebelumnya.
Metodologi studi melibatkan analisis data DNA tumor yang beredar (ctDNA) dari 14,344 pasien kanker kolorektal dan 5,438 pasien adenokarsinoma pankreas, dibagi ke dalam tiga kelompok: KRAS G12C saja, KRAS G12C dengan resistensi, dan KRAS tidak terdeteksi. Mutasi kandidat untuk resistensi dihasilkan dari literatur yang dilaporkan.
Hasil kunci menunjukkan bahwa perubahan resistensi teridentifikasi pada banyak pasien dengan KRAS G12C (46.5% kanker kolorektal nasional, 16.4% kanker pankreas nasional). Keberadaan perubahan resistensi berhubungan dengan kecenderungan bertahan hidup yang lebih buruk di kanker kolorektal positif KRAS G12C. “Perubahan resistensi yang diusulkan banyak ditemukan di PDAC dan kanker kolorektal dan mungkin membatasi efektivitas monoterapi,” kata penulis studi.
Relevansi translasi menyoroti bahwa mutasi co-occurring dapat memberi adaptasi seluler dan mekanisme resistensi primer. “Mereka menunjukkan tingkat heterogenitas tumor yang tinggi dan pentingnya sequencing tumor KRAS G12C untuk perubahan resistensi yang muncul,” jelas Dr. Hao Xie, seorang onkolog di Mayo Clinic. Inhibitor KRAS G12C memiliki prospek besar tetapi bukan obat ajaib.
Studi ini menunjukkan keterkaitan antara mutasi KRAS G12C dan perubahan resistensi dalam kanker kolorektal dan pankreas. Temuan ini menggarisbawahi perlunya pendekatan lebih lanjut dalam pengobatan, serta pentingnya menganalisis perubahan resistensi untuk meningkatkan hasil pengobatan. Selain itu, inhibitor KRAS G12C tetap menjanjikan meski tidak sepenuhnya efektif terhadap semua variasi kanker ini.
Sumber Asli: ascopost.com