Tiffany Mullison, wanita asal Lincoln, menceritakan perjalanan melawan kanker usus besar dan menekankan pentingnya deteksi dini. Dengan pengalaman yang menyakitkan, ia berharap untuk mengurangi stigma tentang prosedur kolonoskopi. Dukungan dari petugas kesehatan sangat penting dalam menghadapi diagnosis kanker.
Seorang wanita asal Lincoln, Tiffany Mullison, berbagi pengalamannya tentang perjalanan melawan kanker usus besar dan menekankan pentingnya deteksi dini. Menurut American Cancer Society, kanker usus besar adalah kanker ketiga yang paling umum didiagnosis di AS. Meskipun diobati dengan baik jika terdeteksi lebih awal, Mullison mengakui bahwa ia menunda kolonoskopi pertamanya hingga usia 54 tahun, sembilan tahun setelah usia yang dianjurkan. Hasilnya, ia didiagnosis kanker usus besar pada akhir tahun 2023.
Mullison mengalami berbagai emosi setelah diagnosisnya. Dia ingat saat memberi tahu tetangganya, “Saya terkena kanker usus besar. Ini mengerikan. Apakah saya akan mati? Apa yang akan terjadi pada anak-anak saya?” Dukungan dari Jill Geschke, perawat navigator onkologi di Bryan Health, membantu Mullison mengatasi kesulitan emosional akibat diagnosisnya. Geschke menyatakan, “Dampak emosional yang bisa dialami orang sangat besar, sehingga dukungan dari navigator itu penting.”
Kanker usus besar merupakan kanker paling mematikan kedua di Nebraska. Pada 2025, diperkirakan akan ada 940 kasus baru di negara bagian itu. Melihat fakta ini, Mullison berharap untuk mengubah pandangan masyarakat tentang kolonoskopi, yang sering kali dianggap memalukan. Ia mengatakan, “Kita perlu mengatakan, ‘Hei, saya ada janji kolonoskopi.'”
Untuk menjadwalkan kolonoskopi, masyarakat dapat menghubungi penyedia layanan kesehatan. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur ini tersedia di situs web Bryan Health.
Deteksi dini kanker usus besar sangat penting untuk meningkatkan tingkat kesembuhan, namun stigma dan ketidaknyamanan seputar prosedur kolonoskopi perlu diatasi. Pengalaman Tiffany Mullison menekankan perlunya komunikasi terbuka tentang masalah ini dan dukungan dari tenaga kesehatan dapat membantu pasien melalui perjalanan emosional dan fisik mereka. Pengalaman dan upaya untuk meningkatkan kesadaran dapat membantu mengurangi angka diagnosis dan mendorong lebih banyak orang untuk melakukan screening.
Sumber Asli: www.1011now.com