Faktor Genetik Dapat Menunjukkan Manfaat Kombinasi Ipatasertib dan Abiraterone pada Kanker Prostat

Penelitian menemukan biomarker yang dapat memprediksi respon pasien kanker prostat terhadap ipatasertib dan abiraterone. Meski kombinasi ini tidak menunjukkan efek signifikan pada survival keseluruhan, pasien dengan kehilangan PTEN atau perubahan jalur PIK3CA/AKT1/PTEN menunjukkan peningkatan survival. Hasil penelitian ini dapat memandu pengobatan dan pengembangan terapi baru.

Penelitian terbaru mengidentifikasi biomarker yang mungkin dapat memprediksi respon pasien dengan kanker prostat yang resisten terhadap kastrasi terhadap kombinasi ipatasertib dan abiraterone. Kanker prostat umumnya tumbuh dengan memanfaatkan testosteron dan tipe-tipe tertentu dapat mengakibatkan hasil yang buruk. Abiraterone menghambat produksi testosteron, sedangkan ipatasertib mengontrol aktivitas protein AKT yang sering aktif berlebih dalam kanker prostat, berperan dalam pertumbuhan dan metabolisme sel.

Dalam uji coba fase III IPATential150, tim peneliti menganalisis 1.101 pasien yang menerima kombinasi abiraterone plus ipatasertib atau abiraterone plus plasebo. Tambahan ipatasertib tidak menunjukkan peningkatan survival secara signifikan pada umumnya. Namun, beberapa pasien dengan mutasi genetik tertentu menunjukkan durasi survival yang lebih panjang tanpa perkembangan penyakit, terutama mereka dengan kehilangan fungsi gen PTEN.

Penelitian menemukan bahwa jalur PIK3CA/AKT1/PTEN, yang mengatur bertahan dan menyebarnya kanker, mengalami perubahan pada 34% kasus. Pada kelompok pasien dengan kehilangan PTEN atau perubahan pada jalur tersebut, survival meningkat dari 29,2 bulan menjadi 37,1 bulan, memberikan bukti agar ipatasertib dan abiraterone dipertimbangkan untuk standard care bagi pasien tertentu.

Temuan ini berpotensi membantu memfokuskan terapi baru kepada pasien yang beruntung, sekaligus menghindarkan pasien lain dari pengobatan yang tidak perlu. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk mengeksploitasi jalur PIK3CA/AKT1/PTEN ini dalam pengembangan pengobatan kanker prostat yang lebih efektif, yang sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil terapi.

Penelitian ini menunjukkan pentingnya biomarker dalam mengidentifikasi pasien kanker prostat yang kemungkinan besar akan mendapatkan manfaat dari kombinasi ipatasertib dan abiraterone. Temuan ini juga membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam mengeksplorasi jalur genetik terkait untuk pengembangan terapi baru yang lebih efektif.

Sumber Asli: ascopost.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *