Uji cfDNA menunjukkan sensitivitas 83,1% untuk deteksi CRC, namun kolonoskopi masih jadi standar emas. Kolonoskopi lebih efektif dalam menemukan lesi pra-kanker. Uji darah ini menawarkan opsi non-invasif, tetapi tidak bisa menggantikan kolonoskopi untuk skrining kanker awal.
Uji coba berbasis darah sel bebas DNA (cfDNA) menunjukkan sensitivitas 83,1% untuk mendeteksi kanker kolorektal (CRC). Meskipun demikian, kolonoskopi terasa lebih andal, dianggap sebagai “standar emas” dalam diagnosis CRC. Sewit Teckie, MD, menyerukan kolonoskopi lebih efektif dalam menemukan kasus positif dan lesi pra-kanker.
Dari 7861 peserta, 83,1% memiliki CRC terkonfirmasi melalui kolonoskopi yang menunjukan hasil positif pada tes cfDNA. Sayangnya, 16,9% peserta dengan CRC terkonfirmasi menunjukan hasil negatif pada tes ini. Meskipun tingkat sensitivitas mencukupi, kenyataannya, tes ini masih memiliki kekurangan dalam menemukan lesi pra-kanker.
Pentingnya deteksi CRC meningkat, terutama di kalangan dewasa muda. Uji cfDNA menawarkan alternatif non-invasif bagi metode tradisional, meningkatkan partisipasi dalam skrining, meskipun efektivitas dalam mendeteksi lesi yang lebih lanjut lebih rendah dibandingkan kolonoskopi. Tes ini hanya cocok bagi individu yang tidak dapat menjalani kolonoskopi.
Beberapa pilihan pengobatan untuk CRC meliputi reseksi bedah, kemoterapi adjuvan, terapi target, imunoterapi, dan radioterapi. Penelitian terus berlanjut dalam manajemen CRC untuk meningkatkan hasil klinis, dengan fokus pada inovasi seperti pemantauan DNA tumor sirkulasi dan terapi berbasis mikrobioma.
Meskipun tes cfDNA bermanfaat untuk skrining CRC, ia tidak dapat menggantikan kolonoskopi karena kekurangan dalam deteksi lesi pra-kanker. Tes ini tetap menjadi alternatif skrining bagi individu yang mengalami kesulitan dengan prosedur tradisional.
Meskipun uji darah cfDNA memiliki sensitivitas untuk mendeteksi CRC, kolonoskopi tetap dianggap lebih baik dalam menemukan kanker dan lesi pra-kanker. Tes cfDNA mungkin berguna sebagai alternatif bagi individu yang tidak dapat menjalani kolonoskopi, tetapi tidak dapat menggantikan keperluan skrining pra-kanker.
Sumber Asli: www.onclive.com