Penelitian ini membandingkan nilai prediktif negatif antara bpMRI dan mpMRI dalam mendeteksi kanker prostat. Hasil menunjukkan nilai prediktif negatif yang setara, menawarkan dukungan untuk penggunaan bpMRI. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efektivitas yang lebih dalam praktik klinis.
Biparametric MRI (bpMRI) dan multiparametric MRI (mpMRI) menunjukkan nilai prediktif negatif (NPV) yang sebanding dalam mendeteksi kanker prostat yang signifikan secara klinis. Penelitian ini dipublikasikan di American Journal of Roentgenology pada 5 Maret dan dipimpin oleh Emmanuel Salinas-Miranda, MD, dari Ottawa Hospital, Kanada. Hasilnya memberikan dorongan lebih untuk penggunaan bpMRI dalam diagnosis kanker prostat.
Penelitian menyatakan bahwa bpMRI telah “muncul sebagai alternatif terhadap pendekatan standar mpMRI”, dengan keuntungan seperti waktu pemeriksaan yang lebih singkat, toleransi pasien yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, dan aksesibilitas yang meningkat. Namun, adopsi bpMRI terhambat oleh kemungkinan kanker yang tidak terdeteksi.
Kekhawatiran utama terkait penggunaan bpMRI adalah potensi tingkat “miss rate” yang lebih tinggi untuk kanker prostat yang signifikan, terutama jika kualitas gambar buruk atau diinterpretasikan oleh radiolog yang kurang berpengalaman. Penelitian ini memperbandingkan dua jenis pemeriksaan dengan meninjau 18 studi yang melacak pemeriksaan negatif sebagai positif atau negatif palsu terhadap kanker prostat yang signifikan secara klinis.
Temuan utama menunjukkan bahwa NPV gabungan untuk bpMRI (n = 2,857 pasien) dan mpMRI (n = 2,751 pasien) adalah 92% untuk keduanya. Peneliti menyarankan perlunya lebih banyak studi yang mengalokasikan pasien secara acak untuk mengikuti bpMRI atau mpMRI dengan tindak lanjut longitudinal untuk menentukan standar referensi.
Studi ini menunjukkan bahwa bpMRI dan mpMRI memiliki nilai prediktif negatif yang setara dalam mendeteksi kanker prostat secara klinis. Keuntungan bpMRI dalam hal waktu dan biaya memberikan potensi penting untuk penggunaannya, meskipun dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan efektifitas dan keamanan penggunaannya dalam praktik klinis.
Sumber Asli: www.auntminnie.com