Model Prediksi Baru untuk Risiko Kanker Kolon Awal

Model baru dapat memprediksi risiko kanker kolon awal dengan menggunakan riwayat keluarga, BMI, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok. Skrining kolonoskopi dapat dimulai lebih awal bagi mereka di bawah 45 tahun, terutama bagi yang memiliki skor tinggi.

Model prediksi risiko baru dapat mendeteksi orang yang berisiko tinggi mengembangkan kanker kolon awal. Model ini mempertimbangkan empat faktor: riwayat keluarga kanker kolon, Indeks Massa Tubuh (BMI), jenis kelamin, dan kebiasaan merokok. Dengan informasi ini, dokter dapat memulai skrining kolonoskopi lebih awal bagi orang di bawah usia 45 tahun.

Menurut penelitian, saat ini, usia yang direkomendasikan untuk memulai skrining kanker kolorektal adalah 45 tahun. Namun, data menunjukkan sekitar setengah pasien yang didiagnosis menderita kanker kolorektal awal berusia di bawah 45 tahun, menurut Dr. Carole Macaron dari Cleveland Clinic. Skor baru yang diberikan pada skala 12 poin menunjukkan kemungkinan kanker kolorektal yang tinggi jika mencapai 9 atau lebih.

Studi ini menganalisis hampir 9,500 pasien berusia 18-44 tahun yang menjalani kolonoskopi antara 2011 dan 2021. Penelitian mendapati 346 pasien mengalami kanker kolorektal awal atau polip pra-kanker lanjut. Dengan model ini, skrining kanker kolorektal dapat dipersonalisasi untuk individu berisiko di bawah 45 tahun.

Model prediksi risiko baru ini memungkinkan identifikasi awal terhadap risiko kanker kolon bagi individu di bawah 45 tahun. Dengan skoring yang mempertimbangkan riwayat keluarga, BMI, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok, dokter dapat memulai skrining lebih awal dari yang direkomendasikan. Hal ini penting karena banyak pasien didiagnosis sebelum usia 45 tahun, mengubah pendekatan skrining kanker kolorektal.

Sumber Asli: www.healthday.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *