Pakar kesehatan mendorong lebih banyak perokok untuk menjalani skrining kanker paru-paru karena kematian akibat kanker paru-paru sangat tinggi. Program mobile skrining telah diluncurkan dan hanya individu berisiko tinggi yang disarankan untuk menjalani tes. Meskipun ada kemajuan, pencegahan dengan tidak merokok adalah kunci utama.
Pakar kesehatan menyerukan agar lebih banyak perokok menjalani skrining kanker paru-paru tahunan. Skrining ini dapat meningkatkan peluang kesembuhan bagi mereka yang berisiko tinggi, terutama karena kematian akibat kanker paru-paru mendekati jumlah kematian dari kanker kolon, payudara, dan prostat secara keseluruhan. Untuk itu, Indiana University meluncurkan program mobile pertama untuk skrining kanker paru-paru dengan menggunakan pencitraan CT.
Daerah lain yang juga menawarkan layanan skrining local seperti Parkview Health dan Lutheran Health Network mencatat rendahnya jumlah pasien yang menjalani tes, meskipun banyak yang sudah dirujuk oleh penyedia layanan kesehatan primer. Parkview Health menemukan lebih dari 1.800 pasien belum menjalani skrining, dengan kurang dari 25% yang menyelesaikan proses setelah diingatkan.
Psikologis menjadi faktor penentu mengapa pasien enggan menjalani tes. Beberapa merasa tidak tahu bahwa nodul paru yang ditemukan tidak selalu kanker atau khawatir dikaitkan dengan stigma sebagai perokok. Dr. Nasser Hanna dari IU Health menekankan bahwa “tidak ada satu pun yang layak menderita kanker paru.”
Keterlambatan dalam mendeteksi kanker merugikan kesehatan pasien. Dr. Eustace Fernandes menyatakan, stadium awal kanker paru dapat diobati dengan prosedur bedah sederhana jika terdeteksi lebih awal. Banyak pasien tidak menyadari bahwa jika mereka menunggu gejala, mereka mungkin sudah dalam stadium lanjut, di mana tingkat kesembuhannya jauh berkurang.
Hanya individu berisiko tinggi yang diharapkan menjalani skrining, seperti mereka yang berusia 50 hingga 77 tahun dan memiliki riwayat merokok yang panjang. Kriteria skrining juga tidak mencakup pengguna vape atau perokok pasif. American College of Chest Physicians merekomendasikan skrining tahunan untuk perokok aktif yang merokok setidaknya satu bungkus sehari.
Setelah skrining mengindikasikan adanya nodul mencurigakan, dokter akan memutuskan untuk melakukan biopsi atau pemeriksaan lanjutan. Walaupun kematian bisa dicegah, Rich mencatat bahwa “kita masih belum dapat menyembuhkan setiap pasien”, meskipun ada kemajuan dalam pengobatan. Pasien diingatkan untuk tidak mengabaikan pencegahan dengan tidak merokok sebagai langkah utama yang harus diambil.
Dorongan untuk melakukan skrining kanker paru-paru pada perokok penting untuk meningkatkan peluang deteksi dini dan kesembuhan. Dengan program mobile yang baru diluncurkan dan kesadaran akan stigma yang mengelilingi penyakit ini, penanganan dan pengobatan kanker paru-paru bisa lebih efektif. Meski saat ini ada kemajuan dalam dunia pengobatan, pencegahan adalah langkah terbaik yang harus ditempuh.
Sumber Asli: www.journalgazette.net