Renato Aguilera, peneliti kanker, menemukan potensi pyronaridine obat antimalaria untuk melawan kanker. Penelitiannya menunjukkan obat ini memperlambat pertumbuhan kanker tanpa merusak sel sehat. Paten untuk pyronaridine telah diperoleh, dan kerja sama dengan Armaceutica, Inc. dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut.
Peneliti Renato Aguilera, setelah terpapar secara kebetulan pada struktur kimia obat antimalaria, menemukan potensi senyawa untuk melawan kanker. Menyelesaikan pendidikan hingga jenjang PhD, Aguilera bersama timnya meneliti pyronaridine dan menemukan senyawa ini memperlambat pertumbuhan kanker serta memicu kematian sel terprogram (apoptosis) dengan sedikit efek samping pada sel sehat. Penelitian mereka dipublikasikan di PLOS One pada tahun 2018.
Dengan posisi sebagai Direktur Border Biomedical Research Center di UTEP, Aguilera menekuni penyaringan obat yang membunuh sel kanker. Motivasinya ada pada keinginan untuk menemukan obat bagi diri sendiri dan orang-orang terdekatnya. Ia mengajukan dan mendapatkan paten untuk pyronaridine sebagai obat kanker yang kini sedang dikembangkan bersama Armaceutica, Inc.
Paulina Villaneuva, rekan peneliti Aguilera, menyatakan kebanggaannya atas kemajuan penelitian ini. Menurutnya, meskipun setiap pengobatan mungkin tidak cocok untuk semua orang, pyronaridine dapat menjadi terobosan. Meskipun paten telah diperoleh, perjalanan penelitian ini masih panjang.
Penemuan Renato Aguilera dalam penelitian pyronaridine menunjukkan potensi obat antimalaria untuk terapi kanker. Penemuan ini bukan saja berhasil mendapatkan paten, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengobatan kanker dengan dampak minimal pada sel sehat. Kerjasama dengan Armaceutica membawa harapan dalam pengembangan pengobatan yang lebih efektif dan personal. Perjalanan penelitian ini masih berlanjut, dengan tantangan dan langkah berikutnya.
Sumber Asli: newatlas.com
