Ilmuwan menemukan mekanisme aspirin mengurangi penyebaran kanker melalui stimulasi sistem imun. Penelitian ini mendukung uji klinis dan menunjukkan aspirin lebih terjangkau dibandingkan terapi antibodi. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait efek samping potensi. Aspirin dapat mencegah kekambuhan pada kanker awal.
Para ilmuwan telah menemukan bagaimana aspirin bisa mengurangi penyebaran beberapa jenis kanker dengan merangsang sistem kekebalan tubuh. Penemuan ini mendukung uji klinis yang sedang berlangsung dan berpotensi mengarah pada penggunaan aspirin secara terarah untuk mencegah penyebaran kanker. Selain itu, aspirin lebih terjangkau dibandingkan terapi berbasis antibodi, membuatnya lebih mudah diakses secara global.
Walaupun aspirin memiliki potensi besar, beberapa orang mungkin mengalami efek samping serius. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pasien kanker yang mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari mengalami pengurangan penyebaran kanker payudara, usus, dan prostat.
Profesor Rahul Roychoudhuri dari Universitas Cambridge menyampaikan bahwa banyak pasien kanker mengalami kekambuhan meskipun telah menjalani pengobatan yang menyembuhkan. “Kami berharap terapi yang menargetkan jendela kerentanan ini akan sangat berpotensi dalam mencegah kekambuhan pada pasien kanker awal yang berisiko.”
Studi ini diterbitkan dalam jurnal ‘Nature’ pada tanggal 5 Maret. Penemuan aspirin mengurangi metastasis kanker terjadi secara tidak sengaja saat para ilmuwan mempelajari proses metastasis, yang merupakan penyebab 90% kematian akibat kanker.
Peneliti menemukan bahwa pada tikus, gen ARHGEF1 berperan dalam mengurangi metastasis ke paru-paru dan hati. Gen ini menekan sel T, yang dapat mengenali dan membunuh sel-sel kanker metastatik. Aspirin terbukti mengurangi TXA2, yang dilepaskan oleh trombosit, sehingga melepaskan sel T dari penekanan dan mengurangi penyebaran kanker.
Dr Jie Yang, penulis utama laporan ini, menyatakan bahwa menemukan TXA2 sebagai sinyal molekuler yang mengaktifkan efek penekanan pada sel T adalah momen penting. Para peneliti berencana bekerja sama dengan Profesor Ruth Langley dalam uji klinis “Add-Aspirin” untuk menentukan efektivitas aspirin dalam mencegah kekambuhan kanker pada tahap awal.
Uji klinis ini penting, dan akan membantu mengidentifikasi siapa yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari aspirin setelah diagnosis kanker. Langley menekankan perlunya memahami kelompok pasien yang berisiko tinggi mengalami efek samping serius dari aspirin, seperti perdarahan atau tukak lambung.
Penemuan mekanisme bagaimana aspirin dapat mengurangi metastasis kanker menandakan potensi terapi lebih yang aman dan terjangkau. Penelitian lebih lanjut dan klinis masih diperlukan untuk memastikan penggunaan aman dan efektif obat ini. Kolaborasi dalam penelitian mendatang diharapkan dapat membawa aspirin ke dalam praktik klinis untuk membantu mengurangi kekambuhan kanker.
Sumber Asli: www.cam.ac.uk