Keparahan Gejala COVID-19 Meningkat pada Penyintas Kanker

Penyintas kanker di AS melaporkan gejala COVID-19 yang lebih parah dibandingkan populasi umum, dengan 17.9% mengalami gejala berat. Tingkat vaksinasi lebih tinggi di penyintas kanker (88.6%) dibandingkan umum (78.6%). Long COVID lebih umum di penyintas kanker (23.6%) daripada populasi umum. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak lebih dalam delapan penyintas kanker.

Studi baru yang dipresentasikan di Konferensi CROI 2025 menunjukkan bahwa penyintas kanker di AS melaporkan gejala COVID-19 yang lebih parah dibandingkan populasi umum. Dari data yang mencakup hampir 9000 individu, 7.6% merupakan penyintas kanker. Populasi ini cukup rentan terhadap efek buruk COVID-19 akibat kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan sistem imun yang sering melemah.

Analisis tambahan terhadap data dari Survei Kesehatan Nasional 2022 menunjukkan bahwa 17.9% penyintas kanker mengalami gejala COVID-19 berat, lebih tinggi dari 14.3% di populasi umum. Selain itu, 88.6% penyintas kanker telah divaksin COVID-19, dibandingkan dengan 78.6% pada populasi umum.

Sebanyak 19.7% peserta secara keseluruhan memenuhi kriteria long COVID, dengan prevalensi 23.6% di penyintas kanker versus 19.4% di populasi umum. Penelitian ini mengindikasikan risiko long COVID di kalangan penyintas kanker tidak setinggi yang diperkirakan awalnya, mungkin karena tingkat vaksinasi yang lebih tinggi memberikan perlindungan.

Freeman dari Universitas Chicago menekankan pentingnya untuk terus mengidentifikasi dan menangani keparahan gejala COVID-19 di penyintas kanker. Meskipun ada tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, 1 dari 9 penyintas kanker belum menerima satu dosis vaksin, menunjukkan perlunya promosi vaksinasi di klinik kanker.

Namun, ada batasan pada studi ini karena NHIS 2022 tidak mengumpulkan informasi tentang jenis vaksin yang diterima. Peneliti juga tidak dapat menilai gejala spesifik atau membedakan gejala dari COVID-19 dan sekuel pengobatan kanker yang mungkin mirip. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi batasan ini.

Dokter Mazumder mencatat pentingnya menambah basis pengetahuan tentang dampak COVID-19 pada penyintas kanker, serta perlunya pemantauan yang lebih ketat terhadap gejala mereka setelah terdiagnosis COVID-19. Variabel seperti jenis kanker dan pengobatan juga perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keparahan gejala.

Studi ini menekankan pentingnya memahami keparahan gejala COVID-19 pada penyintas kanker dan perlunya vaksinasi yang lebih luas dalam populasi ini. Meskipun ada batasan dalam penelitian, hasil menunjukkan perlunya melanjutkan penelitian dan pemantauan terhadap populasi rentan tersebut untuk meningkatkan perawatan dan pencegahan.

Sumber Asli: www.medscape.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *