Keterkaitan Antara Anggur dan Risiko Kanker: Kebenaran Mengenai Anggur Merah dan Putih

Anggur merah tidak lebih aman dari kanker dibandingkan anggur putih, mungkin malah sebaliknya. Penelitian dari Universitas Brown menunjukkan anggur putih berpotensi meningkatkan risiko kanker kulit, terutama pada wanita. Alkohol, secara umum, tetap berisiko sebagai karsinogen.

Selama bertahun-tahun, anggur merah dianggap sebagai alkohol “sehat” karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Banyak orang percaya bahwa resveratrol dalam kulit anggur dapat melindungi dari kanker. Namun, penelitian terbaru dari Universitas Brown menunjukkan bahwa tidak ada perlindungan khusus dari anggur merah terhadap risiko kanker. Menariknya, anggur putih malah mungkin meningkatkan risiko kanker kulit.

“Kami melakukan meta-analisis komprehensif untuk menilai apakah anggur merah benar-benar pilihan yang lebih sehat daripada anggur putih,” ungkap Cho. Hasil penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam risiko kanker antara anggur merah dan putih secara keseluruhan, tetapi ada peningkatan risiko kanker kulit terkait konsumsi anggur putih.

Dalam penelitian yang melibatkan 42 studi dan hampir 96,000 peserta, peminum anggur putih memiliki risiko 22% lebih tinggi mengembangkan kanker kulit dibandingkan dengan peminum anggur merah. Penjelasan mungkin terletak pada kadar asetaldehida, yang dapat merusak DNA dan meningkatkan kemungkinan mutasi kanker. Anggur putih mungkin mengandung lebih banyak asetaldehida dibanding anggur merah.

Kebiasaan gaya hidup juga dapat berkontribusi. Mereka yang minum anggur cenderung lebih banyak beraktivitas di luar ruangan, meningkatkan risiko paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari ditambah dengan efek pengaruh alkohol terhadap perbaikan DNA mungkin meningkatkan kecenderungan kanker kulit. Penelitian ini juga menunjukan bahwa wanita yang minum anggur putih memiliki risiko kanker 26% lebih tinggi.

Hormon, seperti estrogen, mungkin berperan dalam meningkatkan kerentanan wanita terhadap kanker. Ini membuat risiko anggur putih patut diteliti lebih jauh. Meskipun anggur merah terkenal dengan resveratrol, yang menunjukkan efek anti-kanker dalam studi laboratorium, jumlahnya dalam secangkir anggur mungkin terlalu kecil untuk berdampak signifikan.

Alkohol pada umumnya merupakan karsinogen yang diakui. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) mengkategorikannya sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti ada bukti kuat bahwa alkohol berkontribusi terhadap kanker. Pada tahun 2020, konsumsi alkohol dikaitkan dengan lebih dari 740,000 kasus kanker di seluruh dunia.

Meskipun beberapa jenis minuman beralkohol mungkin lebih buruk, tidak ada yang sepenuhnya bebas risiko. Penelitian ini memperkuat diskusi mengenai apakah jenis alkohol yang dikonsumsi itu penting. Meskipun anggur merah dan putih nampak memiliki risiko serupa, hubungan kuat antara anggur putih dan kanker kulit, terutama pada wanita, perlu dicermati. Penelitian lanjutan perlu menggali lebih dalam mengapa anggur putih memiliki dampak khusus ini.

Kesimpulannya, konsumsi anggur sebaiknya dilakukan dengan kesadaran penuh akan risiko yang ada. Tidak ada jenis alkohol yang benar-benar aman terkait kanker, dan baik anggur merah maupun putih memiliki risiko yang perlu diperhitungkan. Pilihan minum adalah hal pribadi, dan sebaiknya diambil dengan bijak.

Penelitian ini menunjukkan bahwa anggur merah tidak memberikan perlindungan terhadap kanker seperti yang dipercaya sebelumnya. Sebaliknya, anggur putih berpotensi meningkatkan risiko kanker kulit, terutama pada wanita. Keduanya perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dalam hal konsumsi alkohol yang aman. Kesadaran akan risiko politikalias dan moderasi adalah kunci.

Sumber Asli: www.earth.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *