Studi di ASCO 2025 mengungkapkan pola pengobatan kanker kandung kemih invasif otot. 41,3% pasien tidak mendapatkan terapi neoadjuvan, dan 88,3% tidak menerima adjuvan. Komorbiditas tinggi terlihat di populasi pasien, dengan hipertensi mendominasi.
Sebuah studi baru diungkapkan pada Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025 mengenai pola pengobatan kanker kandung kemih invasif otot (MIBC) di dunia nyata. 332 pasien yang menjalani radikal sistektomi antara 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021 dianalisis, di mana 41,3% tidak mendapatkan terapi neoadjuvan dan 88,3% tidak mendapatkan terapi adjuvan.
Di antara 195 pasien yang mendapatkan terapi neoadjuvan, 78,5% menerima terapi berbasis cisplatin. Untuk terapi adjuvan, imunoterapi menjadi pilihan utama, diikuti dengan kemoterapi menggunakan cisplatin. Penelitian ini mengungkapkan bahwa banyak pasien masih memiliki kebutuhan pengobatan yang belum terpenuhi.
Komorbiditas yang umum ditemukan dalam populasi pasien meliputi hipertensi (59,6%), infeksi saluran kemih (28,3%), diabetes tanpa komplikasi kronis (26,5%), dan penyakit paru kronis (24,1%). Penelitian ini disponsori oleh Astellas Pharma Inc. dan Pfizer.
Studi ini menunjukkan masih banyak pasien MIBC yang tidak menerima terapi yang diperlukan, seperti neoadjuvan dan adjuvan. Angka tinggi dari pasien yang memiliki komorbiditas juga menunjukkan perlunya pendekatan lebih baik dalam perawatan serta memahami kebutuhan pasien. Tidak adanya pengobatan optimal di antara pasien mencerminkan tantangan yang masih harus diatasi dalam pengelolaan MIBC.
Sumber Asli: www.oncologynurseadvisor.com