Penelitian menyelidiki peran CBX2 dalam kanker kolorektal (CRC), menemukan bahwa peningkatan CBX2 berhubungan dengan prognosis yang buruk dan progresi kanker. Penelitian mengungkap jalur regulasi RUNX1-CBX2-MAP4K1 dan dampaknya terhadap perubahan aksesibilitas kromatin, menunjukkan bahwa CBX2 sebagai biomarker dan target terapi perintis di CRC.
CBX2, bagian dari kompleks repressor polycomb 1, menunjukkan peningkatan ekspresi pada kanker, namun perannya dalam kanker kolorektal (CRC) belum sepenuhnya dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran dan regulasi fungsional CBX2 di CRC, dengan analisis mikroskopik jaringan menunjukkan bahwa level CBX2 yang tinggi pada tumor berkorelasi buruk dengan prognosa. Studi gain dan loss fungsi pada sel, organoid CRC, dan xenograft menunjukkan bahwa CBX2 berkontribusi pada kemajuan dan resistensi kemoterapi di CRC.
Di model tikus AOM/DSS, nanopartikel cy5-PBAE/siCBX2 yang dikembangkan secara inovatif berhasil mengurangi agresivitas tumor. Penelitian mekanistik mengungkapkan bahwa faktor transkripsi RUNX1 merupakan regulator positif CBX2. Hasil RNA-seq, ATAC-seq, dan CUT & RUN menampilkan bahwa knockdown CBX2 menginduksi perubahan epigenetik, khususnya dalam aksesibilitas kromatin. Selain itu, MAP4K1 diidentifikasi sebagai gen target dari RUNX1-CBX2, relevan secara klinis dalam CRC.
Temuan ini menunjukkan pentingnya jalur RUNX1-CBX2-MAP4K1 dalam perkembangan CRC, mengedepankan CBX2 sebagai biomarker dan target terapi yang menjanjikan.
Penelitian menegaskan bahwa CBX2 berfungsi sebagai penentu progresi CRC dan kemoresistensi. Jalur RUNX1-CBX2-MAP4K1 memiliki peran penting dalam perubahan aksesibilitas kromatin di CRC. Temuan ini menyoroti potensi CBX2 sebagai biomarker dan target terapi di masa depan.
Sumber Asli: www.nature.com