Kombinasi terapi imun lebih efektif dalam mengobati kanker kepala dan leher, dengan peningkatan respons dan kelangsungan hidup pasien. Penelitian ini mengidentifikasi penanda biologis yang dapat membantu dalam menyesuaikan pengobatan. 42 pasien terlibat dalam studi dengan tujuan memperluas pengobatan dan meneliti lebih lanjut.
Penelitian baru menunjukkan bahwa kombinasi dua terapi imun lebih efektif dalam mengobati kanker sel skuamosa kepala dan leher (HNSCC) dibandingkan dengan satu terapi imun. Dalam studi, sel-sel imun dalam tumor pasien dianalisis setelah sebulan terapi, yang menunjukkan beberapa target dapat digunakan untuk pengobatan yang lebih personal. HNSCC adalah kanker yang umum, menyebabkan 890.000 kasus baru dan 450.000 kematian setiap tahun secara global.
Tindakan pengobatan HNSCC yang ada saat ini dapat mengubah penampilan pasien dan berdampak pada kualitas hidup mereka. Mengurangi ukuran tumor sebelum operasi membantu dalam mempertahankan fungsi penting seperti bicara dan bernapas. Namun, percobaan sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak begitu memuaskan.
Robert L. Ferris, MD, PhD, memimpin penelitian ini dan menjelaskan bahwa kombinasi terapi imun meningkatkan tingkat respons dan manfaat kelangsungan hidup pasien. Sebanyak sepertiga pasien yang mendapatkan kombinasi dua obat melaporkan lebih dari separuh ukuran tumor mereka berkurang dalam waktu satu bulan.
Penelitian ini melibatkan 42 pasien yang dibagi menjadi tiga kelompok yang menerima jenis terapi imun yang berbeda. Kedua kombinasi obat yang diuji menunjukkan efektivitas yang mirip dalam mengaktifkan sel T limfosit spesifik tumor yang dapat bertahan lama dalam tubuh. Temuan relevan termasuk identifikasi penanda biologis yang menandakan kombinasi imun terbaik untuk pengobatan individu.
Tim peneliti berencana untuk memperluas studi dengan tambahan 40 pasien dan dosis yang lebih tinggi dari relatlimab untuk mendapatkan respons yang lebih baik dan meningkatkan kelangsungan hidup.
Kombinasi terapi imun menunjukkan respons yang lebih baik dibandingkan terapi tunggal untuk kanker kepala dan leher. Hasil penelitian ini berpotensi mengarah pada terapi yang lebih terpersonalisasi berdasarkan penanda biologis pada pasien. Penelitian ini berlanjut dengan harapan untuk menambah jumlah pasien dan meningkatkan hasil pengobatan.
Sumber Asli: www.news-medical.net