Kanker kulit adalah kanker paling umum di AS dengan biaya perawatan mencapai $8,9 miliar. Penelitian menunjukkan hubungan antara sunburn dan demografi; risiko lebih tinggi pada individu dengan kulit terang dan kurangnya kesadaran. Perlunya edukasi tentang perilaku perlindungan kulit dan praktik keselamatan sinar matahari di kalangan populasi.
Kanker kulit adalah jenis kanker paling umum di AS, dengan jutaan kasus non-melanoma dan puluhan ribu melanoma didiagnosis setiap tahunnya. Biaya perawatan kanker kulit mencapai sekitar $8,9 miliar setiap tahun. Risiko tinggi umumnya dimiliki oleh individu dengan kulit terang, riwayat paparan sinar matahari atau penggunaan tempat tanning, serta predisposisi genetik. Beberapa hambatan untuk pencegahan termasuk kurangnya kesadaran dan preferensi budaya terhadap kulit yang kecokelatan.
Sebuah studi dari Florida Atlantic University memeriksa hubungan antara jumlah sunburn yang dilaporkan dan karakteristik demografis, serta prevalensi perilaku perlindungan kulit di kalangan populasi dewasa AS. Menurut American Academy of Dermatology, mengalami lima atau lebih sunburn berair pada usia 15 hingga 20 tahun meningkatkan risiko melanoma sebesar 80% dan risiko kanker kulit nonmelanoma sebesar 68%.
Menggunakan data dari survei HINTS 6 oleh National Cancer Institute, peneliti mengevaluasi kepercayaan responden terhadap kesehatan, persepsi risiko kanker, dan pengalaman sunburn mereka selama setahun terakhir. Data demografis yang dianalisis mencakup usia, jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan, tingkat pendidikan, asal Hispanik, ras, dan pendapatan.
Di antara 6.252 peserta, 44% merasa sangat percaya diri dalam menjaga kesehatan mereka, sementara 27,3% merasa sangat yakin. Kebanyakan responden memiliki kekhawatiran moderat tentang risiko kanker kulit, dengan hanya 9,1% yang sangat khawatir. Sebanyak 67,6% tidak mengalami sunburn, sementara 30,3% melaporkan 1-5 sunburn dalam setahun.
Analisis regresi menunjukkan hubungan signifikan antara jumlah sunburn dan faktor demografis. Orang dewasa di atas 40 tahun dan wanita memiliki risiko sunburn yang lebih rendah. Peserta yang cacat, pengangguran, dan memiliki pekerjaan ganda juga melaporkan jumlah sunburn yang lebih sedikit. Sedangkan orang yang sudah menikah memiliki risiko lebih tinggi terhadap sunburn.
Faktor-faktor sosial seperti ras/etnis, jenis kelamin, penghasilan, dan status pekerjaan sangat terkait dengan risiko sunburn dan kanker kulit. Walaupun Hispanik dan Black Americans melaporkan sunburn lebih sedikit, mereka sering kali percaya bahwa paparan UV memiliki manfaat yang lebih besar, yang meningkatkan risiko mereka. Tingkat pendidikan dan penghasilan juga memengaruhi penggunaan tabir surya, dengan penggunaan yang lebih rendah di antara Black Americans dan Hispanic Americans.
Kanker kulit terdiri dari tiga jenis utama: karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Karsinoma sel basal adalah yang paling umum dan kurang agresif, sementara melanoma adalah bentuk kanker yang paling berbahaya. Kesadaran tentang risiko kanker kulit penting untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker, terutama di kelompok rentan. Penelitian selanjutnya perlu mengeksplorasi pengaruh faktor sosial terhadap insiden sunburn dan perilaku pencegahan.
Praktik keselamatan sinar matahari dan kesadaran kulit seperti penggunaan tabir surya dengan SPF 30, menghindari sinar langsung, serta melakukan pemeriksaan kulit secara berkala dapat membantu mencegah kanker kulit. Penting untuk menghindari tempat tanning, yang meningkatkan risiko kanker kulit.
Kanker kulit merupakan masalah kesehatan serius di AS, dengan tingginya biaya perawatan dan risiko tinggi pada kelompok tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara sunburn dan faktor demografis, serta perlunya kesadaran akan perilaku perlindungan kulit. Mengadopsi praktik berbasis keselamatan sinar matahari dan melakukan pemeriksaan kulit secara rutin adalah kunci untuk pencegahan yang efektif.
Sumber Asli: www.news-medical.net