Agonis GLP-1RA menurunkan risiko kanker hematologi hingga 54% pada pasien diabetes tipe 2, terutama untuk jenis myelodysplastic syndromes dan myeloproliferative neoplasms. Studi dilakukan pada 1,601,334 pasien dan menunjukkan hasil positif signifikan.
Penggunaan agonis reseptor peptida-1 glukagon (GLP-1RA) dikaitkan dengan penurunan risiko 54% untuk mengembangkan kanker hematologi dibandingkan dengan insulin pada pasien diabetes tipe 2 (T2D). Obat ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko sindrom myelodislastic dan neoplasma myeloproliferatif dibandingkan dengan metformin.
Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif berdasarkan data TriNetX, mencakup 1,601,334 pasien T2D antara April 2005 hingga Oktober 2023. Para peserta dibagi menjadi kelompok berdasarkan jenis pengobatan: 51,617 menggunakan GLP-1RA, 611,115 menggunakan metformin, dan 938,602 menggunakan insulin. Hasil utama diukur berdasarkan diagnosis pertama kanker hematologi dalam 15 tahun setelah penggunaan obat antidiabetes.
Hasil menunjukkan penggunaan GLP-1RA menurunkan risiko leukemia myeloid (HR 0.39), leukemia limfoid (HR 0.45), dan limfoma non-Hodgkin (HR 0.42) dibandingkan insulin. Selain itu, GLP-1RA menunjukkan risiko lebih rendah untuk sindrom myelodislastic (HR 0.19) dan neoplasma myeloproliferatif (HR 0.50) dibandingkan terapi insulin.
Studi ini menunjukkan bahwa GLP-1RA berhubungan dengan penurunan risiko kanker hematologi, khususnya MDS dan MPN pada pasien T2D. Penurunan risiko ini mungkin disebabkan oleh penurunan berat badan atau sifat imunomodulator dari GLP-1RA.
Penelitian ini dipimpin oleh Omer Ashruf dari Cleveland Clinic Lerner College of Medicine dan diterbitkan di JAMA Network Open. Keterbatasan studi mencakup ketergantungan pada kode pertemuan dan keterbatasan dalam analisis sensitivitas. Penelitian ini juga tidak dapat meneliti secara mendalam jalur biologis mengapa GLP-1RA dapat mencegah perkembangan kanker.
GLP-1RA terbukti mengurangi risiko kanker hematologi bagi pasien diabetes tipe 2, dengan pengurangan risiko hingga 54% dibandingkan insulin. Riset lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme biologis yang terlibat.
Sumber Asli: www.medscape.com