Penelitian menunjukkan bahwa kebakaran hutan memperpanjang masa rawat inap pasien kanker paru. Pasien di daerah terkena kebakaran menghabiskan rata-rata dua hari lebih lama di rumah sakit akibat kualitas udara buruk dan gangguan medis. Para ahli mendesak pengembangan strategi baru dalam sistem kesehatan untuk melindungi pasien ini.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kebakaran hutan memperpanjang masa rawat inap bagi pasien kanker paru. Pasien di daerah yang terkena kebakaran menghabiskan rata-rata dua hari lebih lama di rumah sakit dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah aman. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas udara yang buruk dan gangguan layanan medis berkontribusi terhadap perpanjangan masa rawat inap tersebut.
Para peneliti mengingatkan bahwa dengan semakin sering dan intensnya kebakaran, sistem kesehatan harus mengembangkan strategi baru untuk melindungi pasien yang rentan. Kebakaran menjadi masalah kesehatan masyarakat yang semakin berkembang, mengingat pasien kanker sudah memiliki risiko tinggi dari polusi udara dan gangguan layanan medis.
Dalam musim kebakaran hutan sebelumnya, beberapa rumah sakit telah menggunakan klinik darurat dan telemedicine. Namun, ini tidak selalu ideal, karena penundaan pengobatan dapat mengancam jiwa pasien kanker. Paparan asap kebakaran hutan yang mengandung partikel halus dan bahan kimia berbahaya dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka. Seiring dengan perubahan iklim yang menyebabkan kebakaran yang lebih sering, tekanan pada sistem kesehatan diprediksi akan meningkat.
Kebakaran hutan memperburuk proses pemulihan pasien kanker paru, memperpanjang masa rawat inap akibat kualitas udara yang buruk dan gangguan layanan kesehatan. Penting bagi sistem kesehatan untuk mengembangkan strategi pelindung demi mencegah dampak negatif ini, mengingat tantangan yang terus tumbuh akibat perubahan iklim dan kebakaran yang semakin sering terjadi.
Sumber Asli: www.ehn.org