Pasien Sebut AI Sebagai Alat Bantu dalam Skrining Kanker Kulit

Pasien mendukung penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam skrining kanker kulit sebagai alat bantu, bukan pengganti dokter. Meskipun AI meningkatkan efisiensi, pasien cemas tentang privasi dan keterampilan dokter. Penelitian menunjukkan wanita lebih skeptis terhadap AI dibandingkan pria, dan pasien dengan riwayat kanker lebih menerima penggunaan AI.

Pasien menyatakan bahwa ketergantungan berlebihan pada kecerdasan buatan (AI) dapat mengakibatkan hilangnya keterampilan medis dan interaksi dengan pasien. Meskipun AI diakui dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam skrining kanker kulit, pasien lebih memilih AI sebagai alat bantu, bukan pengganti dermatolog. Temuan ini berasal dari 16 studi yang membahas sikap pasien terhadap AI dalam diagnosis kanker kulit, menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut terkait perkembangan terbaru di bidang kesehatan AI.

Transparansi menjadi isu utama dengan lebih dari 9000 pasien disurvei. Wanita menunjukkan lebih banyak kekhawatiran seputar privasi dan cara AI mengambil keputusan klinis dibandingkan pria. Separuh dari studi yang dianalisis menemukan bahwa seks pasien berhubungan dengan penerimaan mereka terhadap penggunaan AI dalam diagnosis kanker kulit.

Pasien dengan riwayat kanker kulit atau melanoma lebih menerima penggunaan AI dibandingkan yang tanpa riwayat. Beberapa penelitian menunjukkan perbedaan penerimaan AI berdasarkan usia, pendidikan, dan kesadaran terhadap AI, namun hasilnya bervariasi. Meski ada kepercayaan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi diagnosis, banyak pasien masih lebih percaya pada diagnosis dermatolog dibandingkan diagnosis AI.

Pasien lebih memilih model kecerdasan yang diperkuat, di mana AI bekerja sama dengan dermatolog untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Banyak penyedia layanan kesehatan juga menginginkan hal yang sama, menggunakan AI sebagai asisten, bukan pengganti. Douglas Flora, MD, menekankan pentingnya melindungi data pasien dan berhati-hati dalam diskusi mengenai informasi kesehatan pasien.

Pasien lebih memilih AI sebagai alat bantu dalam skrining kanker kulit, bukan sebagai pengganti dokter. Mereka menunjukkan kekhawatiran mengenai data pasien dan transparansi penggunaan AI. Wanita cenderung lebih skeptis dibandingkan pria, sementara pasien dengan riwayat kanker kulit lebih menerima teknologi ini. Pendapat dari dokter menggarisbawahi pentingnya peran AI sebagai asisten yang menjaga keselamatan dan kerahasiaan data pasien.

Sumber Asli: www.ajmc.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *