Opsi Baru untuk Skrining Kanker Kolorektal

Kolonoskopi adalah standar untuk skrining kanker kolorektal, tetapi banyak yang menghindar. Tes baru seperti FIT, Cologuard, dan Shield menawarkan alternatif yang lebih nyaman. Shield mendeteksi perubahan DNA dalam darah, tetapi berisiko lebih rendah dalam mendeteksi polip. Skrining dini sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.

Sebelumnya, satu-satunya cara untuk skrining kanker kolorektal adalah dengan melakukan kolonoskopi. Meskipun kolonoskopi adalah metode standar untuk mendeteksi jaringan kanker, banyak orang menghindarinya karena prosedurnya memerlukan waktu dan sedasi. Selain itu, beberapa orang merasa malu, padahal kolonoskopi dapat menyelamatkan nyawa.

Untuk mendorong lebih banyak orang melakukan skrining, metode baru yang lebih nyaman telah dikembangkan. Tes ini memerlukan pengambilan sampel tinja yang bisa dilakukan di rumah. Tes non-invasif ini antara lain tes FIT yang mendeteksi darah dalam sampel tinja, serta Cologuard yang mencari perubahan genetik terkait kanker kolorektal. Namun, akurasi tes ini tidak sebanding dengan kolonoskopi.

Tahun lalu, tes darah bernama Shield diperkenalkan. Tes ini mendeteksi perubahan DNA yang bebas mengalir dalam darah, yang dapat menunjukkan adanya tumor atau pertumbuhan pra-kanker di usus besar. Ini meningkatkan kemungkinan lebih banyak orang bersedia melakukan tes darah dibandingkan mengumpulkan sampel tinja atau meluangkan waktu untuk kolonoskopi.

Namun, tes Shield memiliki kekurangan. Walaupun sensitive pada kanker kolorektal, kemampuannya untuk mendeteksi polip pra-kanker yang canggih masih terbatas. Peneliti juga belum menentukan frekuensi ideal untuk tes Shield yang dapat mempengaruhi biaya dalam jangka panjang. Kebanyakan dari kita hanya perlu melakukan kolonoskopi setiap 10 tahun.

Lebih banyak opsi skrining dalam melawan kanker kolorektal adalah hal positif. Meskipun angka kasus mulai berkurang, kanker kolorektal tetap menjadi penyebab kedua kematian akibat kanker di Amerika Serikat. Disarankan untuk memulai skrining setelah usia 45, atau lebih muda jika ada riwayat keluarga. Kolonoskopi tetap jadi alat skrining paling akurat, tetapi jika merasa lebih nyaman dengan tes tinja atau darah, diskusikan dengan dokter untuk rencana yang sesuai. Ingat, hasil positif dari tes tersebut harus diikuti dengan kolonoskopi.

Pengobatan kanker kolorektal umumnya berhasil jika ditemukan lebih awal, dengan data menunjukkan lebih dari 90% orang yang dirawat untuk kanker usus besar tahap awal bertahan hidup lima tahun setelah diagnosis. Pastikan untuk menjadikan skrining kanker kolorektal sebagai bagian dari pendekatan kesehatan yang lebih baik.

Lebih banyak pilihan untuk skrining kanker kolorektal seperti tes tinja dan tes darah dapat meningkatkan partisipasi. Kolonoskopi tetap yang paling akurat, tapi pilihan lain bisa membantu orang yang enggan. Segera skrining setelah usia 45 dan ingat, deteksi dini umumnya menjamin keberhasilan pengobatan.

Sumber Asli: www.manchesterjournal.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *