Protein prion ditemukan berperan penting dalam biologi glioblastoma. Glioblastoma adalah kanker otak agresif dengan tingkat kelangsungan hidup rendah. Penelitian menunjukkan bahwa memblokir protein ini dapat mengurangi invasi dan proliferasi sel kanker. Namun, penerapan klinis masih memerlukan waktu untuk penelitian yang lebih lanjut.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa protein prion memiliki peran penting dalam biologi glioblastoma, jenis kanker otak yang sangat agresif. Glioblastoma menyumbang hampir 49% dari semua tumor otak dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat rendah, dengan pasien rata-rata hidup hanya sekitar 12 bulan setelah diagnosis. Untuk itu, peneliti terus mencari target terapeutik baru untuk meningkatkan pengobatan dan kualitas hidup pasien.
Pengobatan tradisional untuk glioblastoma meliputi operasi, kemoterapi, dan radioterapi, dengan temozolomide (TMZ) sebagai obat utama. Meskipun pasien mungkin bebas dari tumor untuk sementara waktu, glioblastoma sering kali kambuh dalam bentuk yang lebih agresif dan invasif. Peneliti di University of São Paulo, yang dipimpin oleh Profesor Marilene Hohmuth Lopes, menyelidiki mekanisme sel tumor yang tetap ada di jaringan otak setelah pengobatan.
Penelitian yang didukung oleh FAPESP mengungkapkan bahwa protein prion berperan penting dalam biologi glioblastoma. Lopes menyoroti bahwa meskipun pengobatan glioblastoma stagnan selama lebih dari 20 tahun, menemukan strategi baru untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien sangatlah penting. Sel-sel induk tumor, yang tetap terdiam di jaringan otak, berpotensi membangkitkan kembali tumor ketika aktif kembali.
Protein prion berfungsi penting dalam menjaga fungsi dan plastisitas otak, serta terlibat dalam proses kognitif. Penelitian sebelumnya menunjukkan protein ini lebih tinggi di tumor yang sangat agresif, mendorong penelitian lebih lanjut mengenai hubungannya dengan sel induk glioblastoma. Menargetkan protein ini bisa menjadi potensi pengobatan karena berada di permukaan sel, sehingga lebih mudah untuk disasar oleh obat.
Melalui teknologi pengeditan gen CRISPR-Cas9, tim peneliti berhasil memblokir produksi protein prion dalam sel induk glioblastoma, yang menurunkan kemampuan proliferasi dan invasi mereka. Peneliti menemukan bahwa protein prion dapat menciptakan platform sinyal multiprotein yang mendukung kelangsungan hidup sel kanker. Meski hasil menjanjikan, penerapan klinis dari temuan ini masih memerlukan waktu, dengan penelitian lanjutan untuk memahami mekanisme kerja protein ini dalam biologi sel kanker.
Studi ini menunjukkan peran krusial protein prion dalam perkembangan glioblastoma dan potensi sebagai target terapeutik baru. Upaya untuk memblokir protein ini dapat mengurangi invasi dan proliferasi sel kanker, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum diterapkan dalam praktik klinis. Penelitian ini membuka jalan untuk strategi baru yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien glioblastoma.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com