Simposium Kanker Gastrointestinal ASCO 2025 menyoroti studi baru mengenai terapi untuk kanker esofagus, lambung, hati, pankreas, saluran empedu, dan kolorektal. Temuan termasuk peningkatan respons pada kanker lambung HER2-positif dengan evorpacept, efektivitas kombinasi TACE, camrelizumab, dan rivoceranib pada kanker hati, serta potensi siklus tunggal pembrolizumab dan strategi pengamatan aktif untuk kanker rektal.
Simposium Kanker Gastrointestinal ASCO 2025 menghadirkan berbagai studi tentang terapi baru untuk kanker esofagus, lambung, hati, pankreas, saluran empedu, dan kolorektal. Peneliti membagikan hasil penting yang dapat mempengaruhi strategi perawatan di masa depan, termasuk dua studi yang menarik perhatian tentang kombinasi terapi.
Kombinasi Evorpacept dalam Kanker Lambung HER2-Positif
Kombinasi evorpacept dengan trastuzumab, ramucirumab, dan paclitaxel (TRP) meningkat signifikan pada tingkat respons objek dari 26,6% menjadi 41,3% pada pasien kanker lambung HER2-positif. Penelitian menunjukkan manfaat lebih bagi pasien yang mempertahankan ekspresi HER2 kuat. Menurut Dr. Kohei Shitara, selisih 14,7% menyiratkan kontribusi yang berarti dari evorpacept. Durasi respons median lebih lama dengan evorpacept plus TRP, yakni 15,7 bulan dibandingkan 9,1 bulan.
TACE Plus Camrelizumab dan Rivoceranib pada Kanker Hati Tak Teroperasi
Studi CARES-005 menunjukkan bahwa gabungan TACE, camrelizumab, dan rivoceranib lebih dari tiga kali lipat kelangsungan hidup bebas progresi dibandingkan TACE saja. Dari 200 pasien, arm kombinasi menunjukkan median kelangsungan hidup bebas progresi 10,8 bulan. Meskipun data tentang survival keseluruhan masih immature, terdapat tren positif untuk kelompok kombinasi. Dr. Gao-Jun Teng menekankan potensi terapi kombinasi ini dalam kanker hati lanjut.
Pembrolizumab Siklus Tunggal pada Kanker Kolorektal dMMR Terkelola
Siklus tunggal tinggi dosis pembrolizumab menghasilkan 44% tingkat respons patologis lengkap dalam kanker kolorektal dMMR terlokalisasi, menunjukkan potensi pengurangan toksisitas. Dalam studi RESET-C yang melibatkan 85 pasien, 44% mencapai respons patologis lengkap. Dr. Camilla Qvortrup mencatat bahwa durasi singkat ini memberikan hasil serupa dengan terapi lebih panjang sebelumnya.
Strategi Pengamatan Aktif vs. Operasi pada Kanker Rektum
Analisis gabungan dari uji OPRA dan CAO/ARO/AIO-12 menunjukkan bahwa strategi pengamatan aktif pada pasien kanker rektal lanjut yang merespons total neoadjuvant terapi memiliki hasil onkologis yang mirip dengan yang menjalani eksisi mesorektal total. Dr. Hannah Williams menunjukkan bahwa meskipun beberapa pasien mengalami pertumbuhan kembali tumor lokal, tidak ada efek samping onkologis yang signifikan pada pasien yang menunda operasi.
Simposium ASCO 2025 menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker gastrointestinal melalui beberapa terapi inovatif. Kombinasi baru dalam kanker lambung dan hati berpotensi memperpanjang kelangsungan hidup, sementara pendekatan singkat dalam terapi kanker kolorektal dan pengamatan aktif dalam kanker rektal menawarkan alternatif yang aman dan efektif. Temuan ini membuka jalan untuk pengembangan lebih lanjut dalam pengobatan kanker yang lebih personal dan efisien.
Sumber Asli: ascopost.com