Penemuan Genetik Penyebab Relaps Awal Kanker Paru-paru

Penelitian baru menemukan penyebab genetik relaps awal kanker paru-paru adenokarsinoma, berfokus pada mutasi gen EGFR dan gen penekan tumor. Pasien dengan mutasi gen penekan tumor berisiko lebih besar mengalami relaps lebih cepat. Ini menekankan pentingnya identifikasi awal untuk menyesuaikan perawatan.

Penelitian terbaru oleh tim peneliti India telah menemukan penyebab genetik relaps awal pada jenis kanker paru-paru tertentu, terutama adenokarsinoma paru-paru, yang sering menyerang perokok maupun non-perokok. Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia, dan deteksi yang terlambat menjadi tantangan besar. Pasien dengan mutasi pada gen Epidermal Growth Receptor Factor (EGFR) sering mengalami resistensi terhadap terapi target, seperti inhibitor tirosin kinase EGFR, yang mengakibatkan relaps.

Tim peneliti dari Universitas Delhi, Tata Memorial Centre, dan One Cell Diagnostics menemukan bahwa pasien dengan mutasi pada gen penekan tumor (TSGs) bersamaan dengan mutasi EGFR sangat berisiko mengalami relaps lebih cepat. Analisis data dari 483 pasien menunjukkan bahwa pasien dengan mutasi ini memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih buruk, dengan rata-rata kelangsungan hidup hanya 51,11 bulan dibandingkan 99,3 bulan bagi yang tidak memiliki mutasi. Ini mengindikasikan perlunya penyesuaian dalam perawatan berdasarkan risiko relaps.

Studi tersebut, yang dipublikasikan dalam European Society of Medical Oncology Open, mengungkapkan bahwa identifikasi gen yang bermutasi dapat membantu memperlambat atau mencegah relaps awal. Peneliti juga melakukan biopsi cair, menganalisis sampel darah untuk melacak evolusi genetik tumor selama perawatan guna memahami dampak mutasi pada resistensi. Hasil menunjukkan bahwa mutasi pada 17 TSG yang diidentifikasi lebih awal di pasien yang relaps cepat berperan penting dalam pengembangan resistensi.

“Jika dokter dapat mengidentifikasi pasien yang memiliki mutasi penekan tumor tambahan ini sejak awal, mereka mungkin dapat menyesuaikan perawatan dengan lebih efektif…” – Prof. Dutt. Penelitian ini mendapat dukungan dari Science and Engineering Research Board dan Indian Council of Medical Research, dan dilakukan di bawah bimbingan Prof Dutt dan Dr Kumar Prabhash.

Temuan ini penting untuk manajemen kanker paru-paru, terutama dalam mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi relaps. Penyesuaian dalam pengobatan dapat membantu meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Penggunaan teknologi seperti biopsi cair juga menunjukkan potensi besar dalam memahami perkembangan genetik kanker selama perawatan. Keseimbangan antara pengobatan dan deteksi dini menjadi kunci dalam perawatan kanker paru-paru di masa mendatang.

Sumber Asli: indianexpress.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *