Tim Rice University mempelajari ADAR1, protein pengatur respons imun RNA, dan menemukan mekanisme baru yang bisa mengubah terapi penyakit autoimun dan kanker. Penelitian ini dapat membantu merancang obat yang spesifik dan juga menentukan bagaimana mutasi ADAR1 berdampak pada penyakit.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Yang Gao dari Rice University mengungkap mekanisme molekuler baru dari ADAR1, protein yang mengatur respons imun RNA. Temuan ini, dipublikasikan di Molecular Cell pada 17 Maret, dapat membuka jalan baru dalam pengobatan penyakit autoimun dan meningkatkan imunoterapi kanker. ADAR1 mengubah adenosin menjadi inosin dalam RNA dua untai, proses penting mencegah respons imun yang tidak diinginkan.
Analisis biokimia dan urutan RNA menunjukkan bahwa mutasi yang terkait dengan penyakit mempengaruhi fungsi ADAR1, memperlihatkan bahwa mutasi tertentu mengganggu pengeditan RNA duplex yang lebih pendek. Ini bisa berkontribusi pada cacat yang terlihat dalam gangguan autoimun. Penelitian ini menggarisbawahi peran penting domain pengikat RNA 3 dalam menjaga aktivitas dan stabilitas ADAR1.
Model struktural resolusi tinggi mengungkap interaksi baru antara ADAR1 dan RNA, memberikan landasan untuk memahami kontribusi mutasi ADAR1 terhadap penyakit. Peneliti berharap dapat mengembangkan pengobatan terarah yang dapat meningkatkan atau menghambat aktivitas ADAR1 tergantung konteks penyakit, berpotensi meningkatkan kemampuan sistem imun untuk mengenali dan menyerang tumor.
Pemahaman terhadap sifat struktural dan biokimia ADAR1 juga dapat membantu merancang obat yang menyesuaikan pengeditan RNA untuk tujuan terapeutik yang spesifik. Temuan ini dapat memengaruhi upaya penemuan obat yang menargetkan protein pengikat RNA secara lebih luas.
Meskipun studi ini memberikan kontribusi signifikan, terdapat batasan dalam penggunaan substrat RNA sintetis yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kompleksitas struktur RNA alami di sel. Namun, penelitian ini secara jelas meningkatkan pemahaman kita tentang dasar molekuler pengeditan RNA yang dimediasi ADAR1. Penemuan ini bisa menjadi langkah awal untuk mengembangkan terapi yang menyasar RNA dan mengubah pengobatan penyakit autoimun, kanker, dan kondisi lainnya.
Penelitian oleh tim Gao memberikan pemahaman baru mengenai mekanisme ADAR1 dan dampaknya terhadap pengobatan penyakit autoimun serta imunoterapi kanker. Temuan tentang interaksi ADAR1 dengan RNA membuka peluang untuk pengembangan terapi yang lebih efektif. Secara keseluruhan, studi ini mendemonstrasikan pentingnya ADAR1 dalam respons imun dan menawarkan arah baru bagi penelitian serta pengembangan obat di bidang biomedis.
Sumber Asli: www.news-medical.net