Hubungan Rasa Sakit dengan Penggunaan Tembakau dan Ganja pada Penyintas Kanker

Studi menunjukkan bahwa penyintas kanker yang mengalami rasa sakit kronis lebih mungkin menggunakan tembakau dan ganja. Penelitian ini melibatkan dua dataset nasional dan menekankan pentingnya intervensi untuk menghentikan penggunaan substansi yang disesuaikan dengan kebutuhan penyintas kanker.

Penelitian terbaru di jurnal Cancer mengungkapkan bahwa rasa sakit pada penyintas kanker terkait dengan peningkatan risiko penggunaan tembakau dan ganja. Sekitar sepertiga penyintas kanker mengalami sakit kronis, dan hubungan antara rasa sakit dan penggunaan zat non-opioid ini belum banyak diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jessica M. Powers dan tim dari Northwestern University menggunakan dua dataset nasional untuk mengeksplorasi hal ini.

Studi pertama menggunakan data dari Populasi Penilaian Tembakau dan Kesehatan, melibatkan 1252 pasien dewasa dengan riwayat kanker. Hasilnya menunjukkan bahwa intensitas rasa sakit yang lebih tinggi dalam seminggu terakhir terkait dengan peningkatan risiko penggunaan rokok dan e-rokok. Selain itu, rasa sakit juga meningkatkan kemungkinan penggunaan ganja dalam 30 hari terakhir.

Studi kedua, dari Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2020, melibatkan 4130 pasien dewasa. Hasilnya serupa, di mana penyintas kanker dengan nyeri kronis lebih mungkin menggunakan rokok dan e-rokok, tetapi memiliki peluang lebih rendah untuk mengonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir. Kedua faktor ini juga terkait dengan kelelahan yang lebih tinggi dan kesulitan tidur.

Powers dan rekannya menekankan perlunya intervensi berhenti zat yang disesuaikan untuk penyintas kanker dengan nyeri kronis, menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menargetkan penggunaan ganja dan alkohol pada kelompok ini. Penelitian ini didukung oleh National Institute on Aging dan National Cancer Institute.

Temuan ini menunjukkan bahwa rasa sakit kronis pada penyintas kanker meningkatkan risiko penggunaan tembakau dan ganja, serta berhubungan dengan masalah kesehatan mental dan fisik yang lebih besar. Ini menegaskan perlunya metode intervensi yang lebih baik dalam mengatasi masalah ketergantungan zat di kalangan penyintas kanker dengan nyeri.

Sumber Asli: www.oncologynurseadvisor.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *