Ilmuwan menemukan indikasi penyebab baru kanker lambung dengan menganalisis mutasi somatik di jaringan lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel-sel lambung terlindungi dari efek beracun meski terpapar asam lambung. Penelitian ini membuka jalan untuk memahami proses mutasi dan risiko kanker lambung yang lebih baik.
Penelitian terbaru oleh ilmuwan dari Wellcome Sanger Institute dan mitra lainnya menganalisis mutasi somatik pada jaringan lapisan lambung untuk memahami proses mutasi yang dapat menyebabkan kanker. Mereka menemukan indikasi penyebab baru kanker lambung yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Studi ini melibatkan pengurutan seluruh genom sampel lambung normal dari individu dengan dan tanpa kanker lambung.
Tim peneliti menemukan bahwa meski lapisan lambung terpapar asam lambung, sel-sel di sana tetap terlindungi dari efek beracun. Selain itu, sekitar 10% lapisan lambung pada usia 60 tahun memiliki mutasi “driver” pada gen kanker. Menariknya, beberapa individu menunjukkan mutasi yang menghasilkan tiga salinan kromosom tertentu, menunjukkan adanya paparan terhadap mutagen yang tidak diketahui.
Hasil penelitian yang dipublikasikan pada 19 Maret dalam jurnal Nature memberikan peta mutasi di jaringan normal saluran pencernaan dan memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi proses mutasi fundamental serta perbandingan laju mutasi di seluruh tubuh. Kanker lambung merupakan kanker paling umum kelima di dunia dengan hampir satu juta kasus baru pada tahun 2022.
Faktor risiko kanker lambung mencakup obesitas, merokok, serta infeksi bakteri Helicobacter pylori, yang berkontribusi sekitar 40% kasus kanker lambung di Inggris. Penelitian ini tidak hanya meneliti mutasi di jaringan yang tidak terkena kanker, tetapi juga melihat transisi menuju kanker lambung dari mutasi yang terkait dengan penuaan.
Para peneliti menganalisis 238 sampel jaringan kelenjar lambung non-kanker dari 30 orang dari Hong Kong, AS, dan Inggris.Mereka menggunakan teknik diseksi mikro laser untuk mendapatkan sel-sel individual untuk pengurutan genom. Temuan menunjukkan bahwa mutasi di jaringan lambung normal terjadi dengan laju yang sama seperti kebanyakan sel di tubuh.
Namun, pada individu dengan kanker lambung, kelenjar normal menunjukkan peningkatan jumlah mutasi yang mungkin memicu kanker. Survei mencatat bahwa dalam jaringan kanker, angka mutasi jauh lebih tinggi, menunjukkan percepatan mutasi saat kanker berkembang.
Munculnya trisomi pada beberapa sel lapisan lambung menjadi temuan rancu yang menunjukkan kemungkinan paparan terhadap mutagen eksternal yang tidak teridentifikasi. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengkaji bagaimana peradangan kronis meningkatkan risiko kanker lambung.
Penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai proses mutasi yang dapat menyebabkan kanker lambung. Temuan tentang angka mutasi yang lebih tinggi pada individu yang terjangkit kanker memperlihatkan bahwa mutasi mirip dengan tahap awal kanker. Selain itu, pengamatan tentang trisomi menunjukkan adanya faktor risiko baru yang perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini menegaskan peran penting mutasi somatik dalam pengembangan kanker dan meningkatkan pemahaman kita tentang kanker lambung.
Sumber Asli: www.news-medical.net