Ambang Biomarker Kanker Ovarium dan Ketimpangan Etnis

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dari etnis non-White, terutama Black dan American Indian, kurang mungkin memiliki kadar biomarker CA-125 yang tinggi saat didiagnosis kanker ovarium, yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan. Diperlukan pembaruan ambang batas CA-125 untuk mengurangi ketimpangan dalam diagnosis kanker ovarium.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dari etnis non-White, seperti Black dan American Indian, lebih mungkin didiagnosis dengan kanker ovarium pada tahap yang lebih lanjut karena tingkat biomarker CA-125 yang kurang. Dalam studi ini, wanita Black dan American Indian masing-masing 23% lebih kecil kemungkinannya memiliki kadar CA-125 yang meningkat saat diagnosis dibandingkan wanita White.

Temuan ini, dipublikasikan dalam JAMA Network Open, menunjukkan bahwa ambang batas CA-125 yang ada, yang dikembangkan dalam populasi sebagian besar White, dapat melewatkan deteksi kanker ovarium pada ras dan etnis lain, mengakibatkan penundaan perawatan. Ini dapat mengarah pada kurangnya evaluasi dan rujukan untuk pasien American Indian dan Black, yang pada gilirannya menyebabkan diagnosis kanker ovarium di tahap yang lebih lanjut.

Peneliti memperkirakan bahwa jika ambang batas CA-125 diperbarui agar memiliki sensitivitas yang sama untuk pasien Black seperti pasien White, sekitar 60 pasien di AS dan 1,500 di seluruh dunia bisa didiagnosis lebih awal setiap tahun. CA-125 adalah biomarker pertama yang disetujui oleh regulator AS untuk diagnosis dan pemantauan kanker.

Pedoman internasional merekomendasikan bahwa pasien dengan massa panggul harus dievaluasi oleh ahli onkologi ginekologi untuk kanker ovarium, dengan sebagian besar merekomendasikan ambang batas CA-125 35 U/ml atau lebih. Penelitian awal mengenai CA-125 dilakukan di Boston dan Minnesota, yang populasi demografinya sangat dominan White.

Untuk menyelidiki penerapan ambang batas ini pada populasi non-White, Anna Jo Bodurtha Smith, MD, dari University of Pennsylvania, menganalisis data dari 250,749 pasien yang didiagnosis dengan kanker ovarium antara 2004 dan 2020. Dalam analisis, pasien Black dan American Indian memiliki kemungkinan lebih kecil untuk memiliki kadar CA-125 yang meningkat dibandingkan pasien White.

Penelitian juga mengamati bahwa pasien wanita dengan kanker ovarium serosa tinggi memiliki peluang signifikan lebih rendah untuk mendapat elevasi CA-125 saat diagnosis. Pasien dengan hasil false-negative CA-125 pada diagnosis kanker stadium II hingga IV menunggu lebih lama untuk memulai kemoterapi dibandingkan mereka yang memiliki CA-125 yang meningkat.

Para peneliti menyebutkan bahwa perbedaan etnis dalam serum CA-125 dapat terkait dengan neutropenia etnik jinak yang umum terjadi pada kelompok tertentu. Mereka menyarankan perbaikan batas CA-125 dan pedoman inklusif untuk diagnosis kanker ovarium guna mencegah ketimpangan lebih lanjut. Penundaan sembilan hari dalam memulai kemoterapi dapat membawa dampak klinis yang berarti bagi pasien.

Penelitian menunjukkan bahwa batas biomarker CA-125 cenderung tidak tepat untuk pasien dari etnis non-White, berpotensi menyebabkan keterlambatan diagnosis dan perawatan kanker ovarium. Dengan memperbarui batas tersebut, dapat mengurangi ketimpangan diagnosis dan meningkatkan kasus deteksi lebih dini pada pasien Black dan American Indian. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan pedoman CA-125 yang inklusif.

Sumber Asli: www.insideprecisionmedicine.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *