Terapi adjuvan camrelizumab meningkatkan ketahanan bebas kejadian 3 tahun pada karsinoma nasofaring daripada observasi, dengan hasil klinis yang menjanjikan, namun memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan.
Pengobatan adjuvan dengan camrelizumab secara signifikan meningkatkan ketahanan bebas kejadian 3 tahun pada pasien dengan karsinoma nasofaring locoregional yang lanjut, dibandingkan dengan observasi, berdasarkan temuan dari uji coba fase 3 DIPPER. Sekitar 20%-30% pasien mengalami kekambuhan setelah kemoradioterapi definitif, dan camrelizumab dikombinasikan dengan kemoterapi dapat meningkatkan kelangsungan hidup tanpa progresi pada kasus recurrent atau metastatic.
Penelitian dilakukan di 11 pusat di China dengan melibatkan 450 pasien yang telah menjalani kemoradioterapi induksi. Pasien dibagi secara acak untuk menerima camrelizumab atau hanya observasi. Durasi rata-rata tindak lanjut adalah 39 bulan, dengan endpoint utama ketahanan bebas kejadian yang mencakup bebas metastasis jauh dan kekambuhan lokal.
Hasil menunjukkan pasien yang menerima camrelizumab memiliki tingkat ketahanan bebas kejadian 3 tahun yang lebih tinggi (86.9%) dibandingkan kelompok observasi (77.3%). Juga terdapat peningkatan pada ketahanan bebas metastasis jauh (92.4% vs 84.5%) dan kekambuhan lokal (92.8% vs 87.0%). Namun, tidak ada perbedaan signifikan dalam kelangsungan hidup secara keseluruhan antara kedua kelompok.
Dalam analisis keselamatan, 97.1% pasien di kelompok camrelizumab mengalami efek samping, dengan proliferasi endotel kapiler reaktif menjadi yang paling umum. Beberapa pasien melaporkan efek samping grade 3 atau 4, termasuk leukopenia yang lebih tinggi dibandingkan kelompok observasi. Peneliti menyoroti pentingnya uji coba ini dalam meningkatkan hasil terapeutik pada karsinoma nasofaring.
Penelitian ini dipimpin oleh Ye-Lin Liang dari Sun Yat-sen University dan dipublikasikan dalam JAMA pada 13 Maret 2025. Meski demikian, studi ini memiliki keterbatasan karena melibatkan pasien dari wilayah endemik, dan potensi bias dalam desain terbuka. Keterbatasan lain terkait dengan belum tersedianya data tentang ekspresi PD-L1 pada beberapa pasien, yang dapat memengaruhi analisis hasil.
Hasil ini menunjukkan bahwa terapi adjuvan camrelizumab dapat menawarkan pendekatan baru untuk pengelolaan karsinoma nasofaring, dengan harapan dapat menurunkan intensitas kemoradioterapi yang diperlukan di masa depan. Terlepas dari hasil yang menjanjikan, penting untuk memperhatikan batasan yang ada dalam penerapan hasil ini di populasi yang lebih luas.
Studi fase 3 DIPPER menunjukkan bahwa terapi adjuvan camrelizumab memberikan peningkatan signifikan pada ketahanan bebas kejadian pada pasien karsinoma nasofaring locoregional yang lanjut. Meskipun menunjukkan efektivitas dan profil keselamatan yang baik, masih terdapat keterbatasan yang perlu diperhatikan, termasuk kemungkinan bias dan generalisasi hasil. Temuan ini membuka potensi untuk pendekatan yang lebih terarah dalam pengelolaan karsinoma nasofaring di masa depan.
Sumber Asli: www.medscape.com