Kekurangan Kesadaran Mengenai Kanker Ovarium di Kalangan Wanita Inggris

Aviva melaporkan 62% wanita kurang pengetahuan tentang kanker ovarium; lebih dari 43% salah mengira tes pap dapat mendeteksi kanker ini. Tahun lalu, mereka membayar £6,4 juta klaim asuransi, meningkat 53% dari tahun sebelumnya. Peningkatan kesadaran diperlukan untuk perbaikan hasil pengobatan.

Penelitian oleh Aviva mengungkapkan kekhawatiran tentang kurangnya kesadaran di kalangan wanita di Inggris mengenai kanker ovarium. Sekitar 62% wanita yang disurvei merasa tidak tahu banyak tentang kanker ini, dan angka ini meningkat menjadi 73% pada wanita berusia di atas 55 tahun. Kesalahan pemahaman juga terlihat, di mana 43% percaya bahwa tes pap dapat mendiagnosis kanker ovarium.

Dalam tahun lalu, Aviva mengklaim lebih dari £6,4 juta untuk asuransi medis terkait kanker ovarium, meningkat 53% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar klaim ini (91%) berasal dari wanita berusia di atas 40 tahun. Meskipun sulit untuk menentukan satu penyebab, kemungkinan peningkatan biaya pengobatan dan faktor keparahan kanker berkontribusi pada kenaikan ini.

Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 12% wanita dengan gejala seperti perut bengkak dan nyeri mengaitkan tanda-tanda ini dengan kanker ovarium, sementara 29% menganggapnya sebagai sindrom iritasi usus. Rata-rata, wanita menunggu sekitar tiga minggu untuk berkonsultasi dengan dokter setelah mengalami gejala ini.

Jika dicurigai kanker ovarium, pemeriksaan panggul dan tes darah umumnya akan dilakukan. Sayangnya, penelitian juga menyatakan bahwa 43% wanita salah mengira tes pap untuk deteksi kanker serviks dapat mendeteksi kanker ovarium.

Menanggapi pengetahuan tentang faktor risiko, 65% wanita menyadari bahwa riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Hanya 13% yang sadar bahwa diabetes dapat meningkatkan risiko ini. Menurut Dr. Suba M, penting untuk meningkatkan kesadaran akan kanker ovarium dan mengenali gejala-gejala awalnya.

Kesadaran tentang kanker ovarium di kalangan wanita di Inggris masih sangat rendah, dengan banyak yang salah memahami gejala dan metode diagnosis. Penelitian ini menyoroti perlunya peningkatan edukasi dan pemahaman mengenai risiko dan tanda-tanda kanker, serta pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Sumber Asli: www.aviva.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *