Kemoterapi Adjuvan vs Radioterapi Saja dalam Kanker Serviks

Penelitian baru menunjukkan bahwa kemoterapi adjuvan tidak meningkatkan hasil pasien kanker serviks risiko menengah dan justru meningkatkan toksisitas. Radioterapi tunggal tetap menjadi standar perawatan dan kemoterapi adjuvan harus dikaji kembali dalam panduan klinis. Hasil dari studi menunjukkan perluasan pemahaman tentang efektivitas radioterapi dalam kelompok ini.

Penelitian terbaru mengenai radioterapi ditambah kemoterapi adjuvan untuk kanker serviks risiko menengah menunjukkan bahwa kombinasi tersebut tidak memberikan hasil positif dan justru meningkatkan toksisitas. Uji klinis fase 3 melibatkan 316 wanita yang menjalani histerektomi radikal, menemukan bahwa kemoterapi adjuvan tidak meningkatkan hasil, bertentangan dengan harapan awal studi.

Studi NRG-GOG 0263 tidak mencapai tujuan meningkatkan kelangsungan hidup bebas kambuh saat menambahkan kemoterapi cisplatin, dan pada konferensi tahunan Society of Gynecologic Oncology, hasil menunjukkan bahwa kemoterapi adjuvan tidak lebih baik dibandingkan dengan radioterapi saja. Saat ini, standar perawatan untuk kelompok ini adalah radioterapi tunggal meskipun NCCN merekomendasikan kemoterapi adjuvan dalam kategori 2B.

Andrew Berchuck, MD, dari Duke University, berpendapat bahwa pedoman NCCN mungkin perlu diubah berdasarkan hasil baru tersebut. National Cancer Institute juga mencantumkan kemoterapi adjuvan sebagai pilihan teratas dalam pedomannya. Studi lain di JAMA Oncology menemukan bahwa de-eskalasi kemoterapi dapat mengurangi morbiditas pada pasien kanker serviks risiko menengah.

Studi tersebut melibatkan 1116 wanita dan menunjukkan tidak ada manfaat signifikan dalam kelangsungan hidup secara keseluruhan akibat kemoterapi adjuvan, di mana tumor yang lebih besar dan riwayat sel tidak skuamosa cenderung terkait dengan penggunaan kemoradioterapi.

Walaupun radioterapi seharusnya menjadi standar perawatan, masih ada kebingungan berkenaan dengan kemoterapi adjuvan akibat pengalaman sebelumnya pada kasus kanker serviks yang lebih lanjut. Berchuck menjelaskan bagaimana cisplatin dapat meningkatkan tingkat kesembuhan di kasus lanjut yang telah memicu penggunaan pada kasus risiko menengah.

Karam, MD, menunjukkan bahwa teknik radioterapi modern lebih efektif dibandingkan metode lama, namun Agustí Garcia mengatakan bahwa kemajuan ini lebih berdampak pada morbiditas dan bukan pada hasil kelangsungan hidup. Temuan menunjukkan bahwa kelangsungan hidup tidak berbeda secara signifikan antara pasien yang menerima radioterapi saja dan kemoradioterapi.

Berita dari studi ini mengkonfirmasi bahwa standar perawatan adalah radioterapi saja untuk kanker serviks risiko menengah, dengan niatan untuk menghindari kemoterapi jika tidak ada manfaat berbasis bukti. Agustí Garcia menyerukan agar panduan klinis diperbaiki untuk menghindari perawatan yang berlebihan dan memastikan rekomendasi didasarkan pada bukti yang lebih kuat.

Hasil terbaru menunjukkan bahwa kombinasi kemoterapi adjuvan dengan radioterapi pada kanker serviks risiko menengah tidak memperbaiki hasil dan justru meningkatkan efek samping. Dengan pembuktian bahwa radioterapi saja lebih efektif, standar perawatan seharusnya tetap tanpa kemoterapi ketika tidak ada bukti yang mendukung. Perbaikan dalam panduan klinis sangat penting untuk menyempurnakan perawatan dan mengurangi perawatan yang tidak perlu.

Sumber Asli: www.medscape.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *