Kesenjangan dalam Skrining Kanker Paru-paru Meskipun Pedoman Diperbarui

Sebuah studi menunjukkan bahwa meski pedoman kanker paru-paru diperbarui untuk mencakup lebih banyak orang, masih ada kesenjangan dalam skrining, terutama di populasi kurang terlayani. Skrining meningkat setelah pedoman baru, tetapi tetap di bawah setengah dari pasien berisiko tinggi. Hambatan mencakup biaya, kurangnya penyedia layanan, dan ketidaktahuan tentang kelayakan.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun pedoman skrining kanker paru-paru diperbarui pada tahun 2021 untuk mencakup individu yang lebih muda dan dengan riwayat merokok lebih rendah, masih terdapat kesenjangan signifikan dalam akses skrining, terutama di kalangan populasi yang kurang terlayani. Studi ini diterbitkan dalam JAMA Oncology oleh peneliti dari Sylvester Comprehensive Cancer Center di Universitas Miami.

Skrining kanker paru-paru dapat menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker lebih awal. Namun, hanya 15,43% individu berisiko tinggi yang diperbarui skrining sebelum pedoman diperbarui, meski setelah pedoman baru diterbitkan, angkanya meningkat menjadi 47,08%. Kesenjangan dalam skrining lebih terlihat pada pasien tanpa asuransi dan yang tinggal di daerah pedesaan.

Hambatan akses untuk skrining mencakup kebutuhan referral dari penyedia layanan kesehatan. Banyak pasien tidak menyadari bahwa mereka memenuhi syarat untuk skrining, dan tidak mampu membayar biaya tanpa asuransi. Sementara itu, banyak negeri dan organisasi menawarkan program untuk membantu biaya skrining.

Tim outreach di Sylvester berupaya mengurangi ketidakadilan dalam akses skrining. Mereka melakukan edukasi publik tentang pentingnya skrining untuk meningkatkan angka partisipasi di kalangan populasi berisiko tinggi. Menjalin kerjasama dengan organisasi lokal dan tokoh masyarakat juga terbukti efektif dalam mendorong warga untuk melakukan skrining.

Studi ini menggarisbawahi pentingnya memahami dan mengatasi hambatan struktural dalam akses pelayanan kesehatan bagi pasien di komunitas yang kurang terlayani, agar lebih banyak orang dapat memperoleh skrining yang menyelamatkan nyawa.

Studi ini menunjukkan adanya kemajuan dalam skrining kanker paru-paru namun memperlihatkan kesenjangan yang signifikan dalam akses, terutama di kalangan populasi berisiko dan kurang terlayani. Penting untuk mengatasi hambatan seperti pengetahuan yang rendah, biaya, dan akses transportasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam skrining. Upaya komunitas dan kerjasama dengan organisasi lokal menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan ini.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *