Mengurangi Risiko Kanker Kolorektal dengan Skrining dan Gaya Hidup Sehat

Kanker kolorektal adalah penyebab utama kematian akibat kanker, dengan lebih dari 150.000 diagnosis baru di AS. Risiko meningkat akibat faktor gaya hidup dan faktor genetik. Skrining dimulai pada usia 45 hingga 75 tahun, dengan metode seperti kolonoskopi dan tes tinja. Perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko.

Kanker kolorektal adalah penyebab kematian akibat kanker ketiga terbanyak di pria dan keempat di wanita di AS. Setelah diperkirakan lebih dari 150.000 orang Amerika didiagnosis dan 52.900 meninggal akibat kanker ini tahun ini, penting untuk memahami faktor risiko serta cara untuk mengurangi risiko ini. Dr. Leana Wen, pakar kesehatan CNN, menjelaskan berbagai aspek terkait kanker kolorektal dan pencegahannya.

Kanker kolorektal mencakup kanker usus besar dan rektum. Meskipun sering salah diartikan, kanker usus besar adalah bagian dari kanker kolorektal. Faktor-faktor risiko terbagi menjadi dua kategori: gaya hidup yang dapat diubah, seperti obesitas, diabetes, kebiasaan merokok, dan konsumsi daging merah, serta faktor tidak terkait gaya hidup, seperti sindrom genetik dan riwayat keluarga.

Orang yang mengalami penyakit radang usus atau yang menjalani radiasi di daerah perut juga berisiko tinggi. Angka kejadian kanker kolorektal meningkat di kalangan orang di bawah 50 tahun, dengan proyeksi peningkatan dua kali lipat hingga 2030. Berbagai faktor, termasuk obesitas dan kebiasaan makan, mungkin berkontribusi terhadap tren ini.

Pengobatan kanker kolorektal tergantung pada stadium dan kesehatan keseluruhan pasien. Perawatan umum meliputi pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Diagnosis dini melalui skrining sangatlah penting untuk meningkatkan prognosis.

US Preventive Services Task Force merekomendasikan skrining kanker kolorektal untuk orang dewasa berusia 45 hingga 75 tahun. Skrining ini bisa berupa kolonoskopi, sigmoidoskopi, atau CT kolonografi. Kolonoskopi dilakukan setiap 10 tahun dan sigmoidoskopi setiap 5 tahun.

Tes berbasis tinja juga ada, di mana pasien mengambil sampel tinja dan mengirimkannya untuk analisis. Jika hasilnya mencurigakan, pasien disarankan untuk melakukan kolonoskopi lebih lanjut. Dengan adanya tes darah baru yang disetujui FDA, lebih banyak orang peut akan mendapat akses kepada skrining.

Orang dengan risiko tinggi harus memulai skrining lebih awal. Ini termasuk mereka dengan riwayat keluarga kanker kolorektal atau polip. Diskusikan dengan penyedia untuk menentukan opsi yang tepat. Untuk mengurangi risiko, penting menjalani pemeriksaan rutin, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan memperbaiki pola makan serta tingkat aktivitas fisik.

Kanker kolorektal menjadi perhatian serius karena tingkat kematian yang tinggi. Pengetahuan tentang faktor risiko dan pentingnya skrining awal sangat vital. Adopsi gaya hidup sehat serta reguler memeriksakan diri ke dokter dapat membantu mengurangi risiko. Skrining dini dan pemahaman individu tentang risiko adalah langkah penting dalam pencegahan kanker kolorektal.

Sumber Asli: metro.newschannelnebraska.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *