Studi menunjukkan bahwa walaupun pedoman baru meningkatkan skrining kanker paru-paru, tetap ada kesenjangan akses bagi individu di daerah pedesaan dan tidak memiliki asuransi. Permasalahan termasuk biaya tinggi dan kurangnya penyedia layanan kesehatan, sedangkan program komunitas dapat membantu mengatasi masalah ini.
Sebuah studi terbaru dari Sylvester Comprehensive Cancer Center menunjukkan bahwa meskipun pedoman baru untuk skrining kanker paru-paru sejak 2021 telah meningkatkan jumlah skrining, masih terdapat kesenjangan akses, terutama di populasi pedesaan dan tidak memiliki asuransi. Pedoman tersebut memperluas cakupan mulai dari umur 50 tahun dan dengan riwayat merokok yang lebih rendah.
Skrining kanker paru-paru dapat menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker lebih awal. Data menunjukkan bahwa sebelum pedoman diperbarui, hanya 15.43% dari orang yang dianggap berisiko tinggi yang menjalani skrining. Angka ini meningkat menjadi 47.08% setelah pembaruan, tetapi masih kurang dari setengahnya, terutama di antara pasien tidak memiliki asuransi.
Hambatan untuk mendapatkan skrining termasuk kurangnya akses ke penyedia layanan kesehatan dan biaya yang tinggi. Pemeriksaan tidak tertutup biaya dokternya, sementara banyak negara bagian dan organisasi non-profit menawarkan program untuk membantu dengan biaya tersebut.
Skrining tidak hanya dilakukan sekali; pasien disarankan untuk melakukan skrining setiap tahun. Akses ke fasilitas skrining di daerah pedesaan juga menjadi tantangan, dengan beberapa unit skrining mobile diperlukan. Tim outreach masyarakat di Sylvester berusaha mengatasi ketimpangan ini dengan memberikan pendidikan dan bantuan langsung.
Melibatkan organisasi komunitas dan tokoh lokal terbukti efektif untuk meningkatkan angka skrining di antara populasi minoritas.
Studi ini menyoroti kemajuan dalam akses skrining kanker paru-paru dengan pembaruan pedoman, meski masih terdapat tantangan, terutama dalam menjangkau populasi pedesaan dan tidak memiliki asuransi. Pemerhatan biaya dan kurangnya penyedia layanan kesehatan adalah hambatan utama. Solusi seperti unit skrining mobile dan mitigasi biaya melalui kerjasama komunitas dapat membantu meningkatkan angka skrining dan menyelamatkan nyawa.
Sumber Asli: www.eurekalert.org