CUPID: Meningkatkan Pencegahan Kanker pada Populasi Disabilitas Intelektual

Kesehatan pencegahan kanker di kalangan populasi dengan disabilitas intelektual sangat kurang, dengan diagnosis kanker sering terjadi lebih awal. Kematian akibat kanker terjadi hingga 20 tahun lebih awal dibanding populasi umum. Penting untuk meningkatkan pengetahuan di kalangan pengasuh dan profesional medis guna meningkatkan partisipasi dalam program skrining kanker serviks dan vaksinasi HPV dengan mengatasi berbagai hambatan yang ada.

Kesehatan pencegahan kanker di kalangan orang dengan disabilitas intelektual masih sangat kurang dipahami. Banyak kasus kanker terdiagnosis setelah munculnya gejala akibat stres perilaku atau perubahan fisik. Kematian akibat kanker pada populasi ini terjadi hingga 20 tahun lebih awal dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor penyebab ketidaksetaraan kesehatan dan kematian prematur di antara mereka.

Artikel 25 Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas menegaskan hak mereka atas pelayanan kesehatan. Strategi Disabilitas Dewan Eropa 2017-2023 juga mencatat kegagalan sistem kesehatan untuk melibatkan orang dengan disabilitas. Berbagai faktor mempengaruhi keterlibatan mereka dalam pelayanan kesehatan, seperti adanya diagnosa yang membayangi, paternalism, dan keterlambatan skrining kanker.

Faktor internal seperti komunikasi, kemampuan kognitif, dan kapasitas pengambilan keputusan juga berdampak signifikan. Ini menjadi lebih sensitif ketika berhubungan dengan pemeriksaan ginekologis dan skrining kanker serviks. Meski ada program skrining kanker serviks dan vaksinasi HPV di beberapa negara Eropa, perempuan dengan disabilitas intelektual tetap berisiko lebih tinggi terpengaruh.

Banyak kendala menghalangi perempuan, terutama yang berdisabilitas intelektual, untuk mengikuti skrining kanker serviks. Hambatan tersebut meliputi masalah geografis, psikososial, ekonomi, serta pemahaman yang kurang baik dari pengasuh atau pasien itu sendiri. Meningkatkan pengetahuan pengasuh, profesional kesehatan, dan orang dengan disabilitas intelektual dapat meningkatkan partisipasi dalam skrining dan vaksinasi.

Implementasi langkah-langkah untuk mengatasi hambatan yang dihadapi wanita dengan disabilitas intelektual adalah prioritas kesehatan masyarakat. Ini dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat kanker serviks. Kolaborasi dengan komunitas penelitian dan penyedia layanan di EU sangat penting untuk menanggulangi tantangan dalam pencegahan kanker.

Inisiatif COST CUPID (Cancer Understanding Prevention in Intellectual Disabilities) melibatkan kelompok multidisiplin dari lebih dari 25 negara. CUPID berusaha membangun kemitraan aktif dengan akademisi, peneliti, organisasi non-pemerintah, pengasuh, dan pembuat kebijakan untuk menetapkan agenda penelitian tentang pencegahan kanker pada populasi disabilitas intelektual.

Infeksi human papillomavirus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi dapat mencegah infeksi ini sebelum aktivitas seksual dimulai. Tes Pap masih penting meski seseorang tidak aktif secara seksual, karena kanker serviks tetap mungkin muncul. Melalui tes Pap, infeksi HPV atau kanker serviks dapat terdeteksi lebih awal.

Program skrining kanker serviks efektif dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas di Eropa, meski ada variasi terkait penyampaian program ini di tiap negara. Tinjauan sistematis mengidentifikasi hambatan, antara lain ketakutan, kurangnya pendidikan, dan komunikasi yang sulit antara pasien dan penyedia layanan. Upaya kebijakan dan praktik harus dihasilkan bersama dan melibatkan masyarakat untuk mengatasi hambatan ini.

Pemahaman tentang pencegahan kanker pada individu dengan disabilitas intelektual sangat penting untuk mengurangi ketidaksetaraan kesehatan dan kematian prematur. Meningkatkan pengetahuan pengasuh dan profesional kesehatan serta kolaborasi antar pihak dapat meningkatkan partisipasi dalam skrining kanker. Selain itu, fokus pada pembaruan kebijakan dan praktik masyarakat dapat memperbaiki keterlibatan layanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan.

Sumber Asli: timesofmalta.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *