Penelitian menunjukkan bahwa kanker residual setelah radioterapi lebih umum dan berhubungan dengan hasil jangka panjang yang lebih buruk. Dr. Muzamil Arshad dan rekan-rekannya menyerukan peninjauan cara mengevaluasi keberhasilan pengobatan dan tindak lanjut untuk kanker. Penemuan biopsi mengikuti pengobatan dapat mengungkapkan sel kanker yang tidak terlihat dalam pemindaian.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa setelah terapi radioterapi, “penyakit residual” yang berupa kanker mikroskopis sering tertinggal meskipun hasil pemindaian menunjukkan tumor sudah menghilang. Ini menjadi perhatian utama dari Dr. Muzamil Arshad dari University of Chicago Medical Center. Dia dan rekan-rekannya menyerukan perlunya pemikiran ulang tentang bagaimana keberhasilan pengobatan dinilai dan tindak lanjut kanker setelah terapi.
Radioterapi, khususnya Stereotactic Ablative Radiotherapy (SABR), umum digunakan untuk mengobati kanker paru-paru, hati, dan prostat. Meskipun SABR memberikan radiasi dalam dosis tinggi dengan presisi tinggi dan hasil baik pada pemindaian, mereka memperingatkan bahwa hanya mengandalkan citra mungkin tidak mencukupi. Biopsi yang dilakukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengobatan sering mengungkapkan sel kanker yang tidak terdeteksi dalam tes pemindaian.
Dalam editorial ini, penulis mencatat bahwa proporsi kanker residual di berbagai jenis kanker itu signifikan; antara 40% untuk kanker paru-paru dan 86,7% untuk karsinoma hepatoseluler. Kanker residual, meskipun kecil, meningkatkan kemungkinan kekambuhan dan mengurangi peluang hidup pasien. Hal ini terjadi di berbagai jenis kanker seperti rektum, serviks, prostat, dan hati.
Penulis menekankan bahwa respons yang baik pada hasil pemindaian tidak selalu berarti tumor telah sepenuhnya hilang. Oleh karena itu, penting bagi komunitas kesehatan kanker untuk memperhatikan potensi adanya kanker residual yang tidak terlihat, karena hal ini merupakan kunci untuk meningkatkan hasil jangka panjang penderita kanker.
Studi menunjukkan bahwa kanker residual setelah radioterapi dapat berkontribusi pada kekambuhan dan memperpendek umur pasien. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya mengandalkan pemindaian untuk menilai keberhasilan terapi, tetapi juga melakukan biopsi tindak lanjut untuk mendeteksi sel kanker yang tersembunyi. Kesadaran akan risiko ini diharapkan dapat meningkatkan manajemen dan hasil perawatan pasien kanker.
Sumber Asli: www.socialnews.xyz