Penelitian di Israel menggunakan teknologi CRISPR untuk mengobati kanker kepala dan leher dengan menargetkan dan menghapus gen SOX2. Hasil eksperimen menunjukkan pengurangan tumor yang signifikan dalam waktu 84 hari pada tikus. Temuan ini mengindikasikan potensi CRISPR dalam mengobati berbagai jenis kanker.
Penelitian di Israel menunjukkan bahwa teknologi pengeditan gen dapat menjadi kunci untuk mengobati kanker kepala dan leher. Tim di Universitas Tel Aviv menggunakan metode CRISPR untuk mengidentifikasi dan menghapus gen yang mendukung pertumbuhan sel kanker. CRISPR, yang selama dekade terakhir telah diterapkan untuk berbagai kondisi medis, kini dijadikan alat untuk menghentikan kanker.
Prof. Dan Peer, direktur Laboratorium Nanomedisin Presisi universitas, menjelaskan bahwa sebelumnya CRISPR dianggap tidak efektif untuk kanker. Namun, penelitian mereka menunjukkan bahwa beberapa gen adalah kunci kelangsungan hidup sel kanker. Dalam eksperimen, menghapus gen SOX2 dari sel kanker pada tikus berhasil mengurangi separuh tumor dalam 84 hari dengan tiga injeksi.
Metode ini menunjukkan keberhasilan dalam memfokuskan pengobatan langsung ke tumor. Penelitian ini dapat diterapkan ke jenis kanker lain seperti myeloma, limfoma, dan kanker hati. Kanker kepala dan leher menjadi penyebab kematian terkait kanker yang kelima tertinggi secara global, tetapi pengobatan dini dapat efektif menargetkan tumor. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Razan Masarwy dan dipublikasikan di jurnal Advanced Science.
Teknologi pengeditan gen, khususnya CRISPR, menunjukkan potensi besar dalam mengobati kanker kepala dan leher dengan menargetkan gen spesifik, yaitu SOX2. Dengan hasil yang menjanjikan pada tikus, penelitian ini dapat membuka jalan bagi pengobatan kanker yang lebih efektif di masa depan. Langkah ini juga bisa diadaptasi untuk jenis kanker lainnya, menunjukkan fleksibilitas CRISPR dalam terapi kanker.
Sumber Asli: www.israel21c.org