Strategi Terapi Bertarget Baru untuk Kanker Paru-paru Non-Sel Kecil Metastatik

Terapi bertarget meningkatkan hasil pasien NSCLC, tetapi resistensi obat menjadi masalah. Sekitar 50% pasien mengalami metastasis yang meningkatkan angka kematian kanker. Uji klinis baru di MSK menilai kombinasi obat untuk EGFR dan ALK positif, dengan hasil awal menunjukkan efektivitas dan tolerabilitas yang baik, memberikan harapan baru terhadap pengobatan.

Terapi bertarget telah memberikan kemajuan signifikan bagi pasien kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC) dengan mutasi yang dapat ditargetkan. Namun, banyak tumor yang mengalami resistensi obat, mengakibatkan kemajuan penyakit. Sekitar 50% pasien dengan NSCLC stadium awal yang dioperasi mengembangkan penyakit metastatik, yang menjadi penyebab utama kematian terkait kanker di AS. Para onkologis medis toraks di Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK) terus mencari metode baru untuk meningkatkan hasil bagi pasien ini.

Artikel ini mencakup tiga uji klinis yang mengevaluasi pendekatan pengobatan baru untuk pasien dengan metastasis kanker paru-paru yang bermutasi epidermal growth factor receptor (EGFR). Penelitian ini juga membagikan temuan kunci dari penelitian praklinis dan bukti dari tiga studi kasus dari uji klinis fase 1/2 ALKOVE-1, yang menilai inhibitor ALK selektif yang bisa menembus otak untuk pasien dengan NSCLC positif ALK yang telah menjalani perawatan berat.

Aktivasi jalur EGFR ditemukan pada 15% hingga 40% kasus NSCLC, dengan estimasi 70% pasien mengalami metastasis otak. Dokter Helena A. Yu memimpin tiga uji klinis untuk pengobatan baru bagi NSCLC metastatik yang bermutasi EGFR. Uji pertama, amivantamab dikombinasikan lazertinib, menunjukkan tingkat respons sistemik 30% untuk pasien dengan metastasis otak, dan 32% untuk yang dengan penyakit leptomeningeal, tanpa efek samping serius.

Osimertinib, inhibitor EGFR generasi ketiga, adalah pengobatan standar untuk NSCLC bermutasi EGFR. Uji klinis fase 2 saat ini mengevaluasi kombinasi osimertinib dengan kemoterapi untuk meningkatkan tingkat respons dan kelangsungan hidup tanpa kemajuan. Sedangkan, penelitian lain membahas penggunaan osimertinib dengan bevacizumab sebagai pengobatan awal pada pasien dengan NSCLC metastatik.

Kasus berikutnya mencakup penelitian neladalkib, inhibitor ALK baru yang menjanjikan, yang menunjukkan aktivitas efektif dalam NSCLC positif ALK. Hasil penelitian menunjukkan neladalkib dapat menginduksi respons tanpa efek samping pada sistem saraf pusat. Studi ini juga mendapati bahwa neladalkib dapat berfungsi pada mutasi yang telah mengembangkan resistensi terhadap inhibitor ALK sebelumnya.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan NSCLC. Pendekatan terapi baru diharapkan mampu mengatasi tantangan resistensi obat dan meningkatkan hasil bagi pasien yang terpukul oleh penyakit metastatik ini.

Terapi bertarget menawarkan harapan baru bagi pasien NSCLC dengan mutasi, meski tantangan resistensi tetap ada. Uji klinis baru yang dipimpin oleh MSK, termasuk kombinasi amivantamab dan lazertinib, serta pengujian neladalkib untuk kasus ALK positif, memberikan data menjanjikan untuk meningkatkan hasil klinis. Penelitian berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi penyakit metastatik ini dan mengembangkan strategi pengobatan yang lebih efektif.

Sumber Asli: www.mskcc.org

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *