Merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal sebanyak 18-30%. Pengaruh merokok terkait dengan karsinogen, peradangan, dan perubahan genetik. Pencegahan meliputi berhenti merokok, skrining rutin, dan gaya hidup sehat.
Kanker kolorektal dimulai di usus besar atau rektum dan dapat berkembang dari polip yang abnormal. Konsumsi tembakau berperan sebagai faktor risiko utama dengan peningkatan 18-30% risiko terkena kanker kolorektal. Dr. Neeraj Goel dari CK Birla Hospital menjelaskan bahwa asap rokok mengandung karsinogen yang dapat merusak DNA sel kolon dan memicu peradangan kronis, stres oksidatif, serta kelainan fungsi sel.
Merokok mengandung lebih dari 70 karsinogen yang dapat merusak sel, menyebabkan peradangan, dan mengubah fungsi seluler. Akibatnya, hal ini bisa memicu pertumbuhan tumor sebagai akibat dari perubahan genetik. Penelitian juga menunjukkan bahwa risiko kanker kolorektal bertambah seiring dengan frekuensi dan durasi merokok, dan mantan perokok masih memiliki risiko tinggi selama beberapa tahun setelah berhenti.
Untuk mencegah kanker kolorektal, penting untuk:
1. Berhenti merokok: Mengurangi risiko kanker kolorektal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
2. Melakukan pemeriksaan rutin: Skrining kolorektal seperti kolonoskopi bisa mendeteksi kanker di tahap awal.
3. Menjalani gaya hidup sehat: Pola makan seimbang dan aktivitas fisik rutin dapat menurunkan risiko.
Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk pertanyaan mengenai kondisi medis.
Kanker kolorektal terkait erat dengan kebiasaan merokok, yang meningkatkan risiko secara signifikan. Berhenti merokok, melakukan skrining rutin, dan mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah pencegahan yang penting. Kesadaran dan tindakan preventif dapat membantu dalam pengurangan insiden penyakit ini.
Sumber Asli: www.hindustantimes.com